

Share Spirit, Kindness, and Story
Nah, kembali ke “ga kapok”-nya pasien saya itu. Oleh teman saya, diterapi dengan antibiotik selama 5 hari, belum membaik, lalu ditambah dengan anti jamur dan jenis antibiotiknya diganti. Entahlah, si pasien sembuh apa tidak, karena tidak kontrol, untuk melaporkan perkembangan keluhannya.
Setelah 3 bulan berlalu, si mahasiswi berjilbab datang lagi, dengan keluhan demam, mual, pusing, nyeri perut kanan bawah, keputihan, dan sering buang air kecil. Lalu sama teman saya diperiksa lab urin (air kencing)-nya. Hasilnya, hari ini dia datang menyerahkan hasil lab urin dengan hasil warna urin yang keruh, jumlah sel darah putih yang banyak, dan kandungan bakterinya positif. Ya, sudah diagnosis ditegakkan saja: urinary tract infection atau infeksi saluran kencing, atau ISK. Untuk mempertajam saja, lalu saya tambah proses tanya jawabnya.
“Habis menahan pipis?”
“Engga…”
“Habis berhubungan seks…?”
‘Iya, Dok…?”
“Kapan..?”
“Dua minggu sebelumnya Dok..”
“Dua minggu sebelum timbul keluhan?”
“Iya…”
“Pake pengaman?”
“Pake…”
“Sama siapa?”
“Teman…”
“Itu teman yang sudah tunangan?” (saya nanya gini bukan berarti klo udah tunangan, boleh ngeseks sembarangan loh…)
“Engga…”
“Jadi, belum pasti ya (nikahnya), brarti nanti bisa lari…meninggalkan mba..?”
“…..”
“Jadi pake pengaman ga menjamin juga….aman buat cowok, ga aman buat mba…apa lagi komplikasi ini ga terduga, bisa ke ginjal loh…”
“….”
“Jadi, sebaiknya dihentikan saja kegiatan berisiko itu….ya risikonya mungkin ga hamil klo pake kondom, tapi mungkin bisa ada iritasi dan alergi sama kondom…”
“….”
“Cowoknya yang minta ya….?” (maksudnya yang minta berhubungan seks duluan….)
“Iya…”
“Lain kali, beranilah bilang “tidak”…, karena tetap perempuan yang akan dirugikan….”
“Iya, Dok…”
“OK, setelah minum obat yang saya berikan, hari Sabtu kontrol ya, buat evaluasi…”
“Ya, Dok, makasih….”
“Ya”
———————————————————————————————————————————-
Referensi berguna:
– http://labparahita.com/parahita/2011/02/pemeriksaan-pap-smear/
– http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/kiayati/2009/01/30/lets-talk-pap-smear/
– http://www.kznhealth.gov.za/papsmear.htm
– http://id.wikipedia.org/wiki/Pap_smear
– http://www.medicinenet.com/urine_infection/article.htm
– http://emedicine.medscape.com/article/233101-overview
– http://www.mayoclinic.com/health/urinary-tract-infection/DS00286
Saya berharap nasihat-nasihat saya nantinya bisa masuk dan tidak menjadi bumerang terhadap pasien, saya usahakan tidak melakukan penghakiman langsung kepada pasien.
Saya mau cerita lagi tentang pasien saya sore kemarin, seorang mahasiswi 18 tahun, anak kedokteran hewan, tampilan biasa saja menurut saya. Datang dengan keluhan pusing mual pilek perut perih. Lalu saya tetapkan diagnosisnya cuma Common Cold (flu) dan Dyspepsia (sakit maag). Beri obat untuk meringankan gejala yang dirasakannnya dan menyebutkan anjuran dan pantangan.
Lalu mahasiswi tersebut bertanya kepada saya: “Kalau gejala hamil itu apa saja Dok…?”
“Pernah hubungan seks?” saya menyolot.
“Iya, Dok…”
“Kapan?”
“Dua minggu yang lalu…”
“Mens terakhir kapan, hari pertamanya…?”
“Dua minggu yang lalu, Dok…”
“Hari keberapa mens, tepatnya berhubungan?”
“Kedua…”. “Bisa hamil ga Dok, apa gejala yang saya rasakan ini tanda-tanda hamil…?”
“Bisa jadi…”, jawab saya
“Apa itu sedang masa subur?”
“Bukan masa subur…, tapi masa hidup sperma kan tidak bisa diduga…”
“Oooo, lama ya Dok?”
“Bisa jadi…, lah mba berhubungan pake pengaman?”
“Engga…”
“Dikeluarin di mana?”
“Ga sempat keluar Dok…, cuma lendir gitu, ga ada putihnya…sperma putih kan Dok?
“Mmm…, sama sapa berhubungan?”
“Pacar, Dok…”
“Berhubungan pertama kali? mba masih perawan waktu itu?”
“(mimik ga yakin, mengangguk saja…), kalau cairan bening itu ada spermanya Dok?”
“Bisa ada…, sperma itu kan sel yang kecil, ga bisa kelihatan dengan mata biasa, harus pake mikroskop, kalau yang putih itu jumlah spermanya lebih banyak, sudah kumpulan gitu…”
“(manggut-manggut), jadi gimana Dok, saya hamil ga? saya takut Dok…”
“Belum bisa ditentukan sekarang…, kita observasi saja, mbanya kontrol saja nanti…saat siklus berikutnya, bila tidak mens…, mensnya teratur?”
“Teratur Dok, tapi kadang maju tanggalnya…”
“Ya, ga pa pa, perkiraan saja majunya kapan, klo ga keluar mensnya, ke sini saja, nanti kita tes…”
“Ya, Dok..”
“Baik, untuk sakit yang ini, obatnya sudah saya resepkan, bisa ditunggu di depan apotek, nanti dipanggil…”
“Terimakasih ya Dok ya….”
“Sama-sama…”
———————————————————————————————————————————-
Pic dari sini