Diposkan pada android, gadget, tunarungu

Menyiasati screen time yang berlebihan pada anak


mac

Keberadaan gadget elektronik yang memiliki fitur layar di era moderen membuat anak lebih malas untuk beraktifitas secara fisik. Orang tua sering tidak menyadari keberadaan gadget memberikan dampak yang serius bagi anak. Memang tidak semua gadget berfitur layar membuat anak malas beraktifitas secara fisik karena ada juga gadget yang justru memberikan anak semacam edukasi tertentu. Biasanya gadget jenis ini ada di sentra permainan anak di pusat perbelanjaan atau tempat wisata.

Kami pun merasa begitu, gadget merupakan ancaman tersendiri bagi kami, yang memiliki anak berkebutuhan khusus/ABK (tuna rungu). Anak ABK memerlukan kondisi bermain dan belajar yang harusnya lebih terkondisikan agar mampu menerima input yang sesuai diharapkan. Dan yang lebih penting lagi menghindari ketergantungan yang parah terhadap permainan-permainan di gadget. Anak sekarang selain sulit dicegah, mereka juga justru lebih kreatif mencari celah untuk mendapatkan keinginan mereka. Dalam kasus Nadifa (dan juga kakaknya), meski pun gadget sudah diberi proteksi password sekali pun, ternyata mereka bisa membongkarnya. Calon hacker juga ternyata, haha…

Untuk televisi lebih gampang di saat ini, karena sudah bisa lebih diatur kapan boleh nonton TV, apalagi sejak kami tidak lagi berlangganan TV satelit, dan kami sendiri juga sudah jarang menonton TV. Sedang untuk small gadget seperti android handset, itu jauh lebih sulit. Apalagi biasanya gadget jenis ini terkoneksi terus ke internet. Sehingga sangat banyak hal yang bisa dieksplorasi oleh anak. Mereka sudah terbiasa membuka google play store untuk mendownload sendiri game kegemaran mereka, atau pun tahan memelototi berjam-jam channel youtube favorit mereka. Dahulu kalau dilarang mengakibatkan mereka marah-marah dan justru sulit diajak belajar alias waktu ngambeknya sangat panjang. Untunglah sejalan waktu ada hal-hal yang bisa dimodifikasi agar screen time lebih bisa dikendalikan.

1. Membiasakan anak beraktifitas outdoor/luar ruangan. Bagaimana pun ini butuh energi besar bagi orang tua untuk memfasilitasi anak agar anak bisa beraktifitas di luar rumah. Sangat susah di situasi dunia perkotaan dengan lahan/halaman yang sempit. Sampai saat ini pun aktifitas di luar masih seperti yang dulu, les renang. Kadang main pasir di tanah tetangga, kadang main air, menyiram tanaman, senam, main petak umpet, hula hop, dan sebagainya. Sebenarnya banyak sekali referensi mengenai aktifitas outdoor. Syaratnya cuma satu: kemampuan orang tua untuk meluangkan waktunya menemani anak bermain. Ini yang susah. Padahal di zaman orang tua kecil dulu, banyak sekali aktifitas outdoor yang bisa dilakukan.

2. Mengurangi waktu koneksi ke internet. Ini jelas susah dilakukan bila gadget terkoneksi full internet. Kami menyiasatinya dengan menggunakan modem berjenis wifi mini router, sehingga lebih cepat digunakan saat dibutuhkan, dimatikan bila tidak diperlukan. Bila anak sudah memegang gadget dan terlihat siap membuka youtube atau google play store, modemnya tinggal dimatikan. Tentu saja orang tua juga tidak bisa koneksi ke internet. Memang itu konsekuensi, tidak mengapa. Yang sulit adalah ketika orang tua sedang butuh koneksi internet seperti untuk membalas email, dan sebagainya. Ini bisa disiasati, misalnya dengan menggunakan dua jenis modem, tapi ini justru menambah biaya. Cara lain yang lebih praktis dan tidak keluar biaya tambahan, yaitu dengan melakukan filtering. Ini memerlukan pengaturan di aplikasi modemnya sendiri. Saya biasanya menggunakan filtering berdasarkan MAC address dari gadget yang digunakan atau berdasarkan alamat website tertentu. Filtering menggunakan MAC address akan memblokir penggunaan internet di gadget yang kita inginkan. Jadi orang tua tetap bisa melakukan koneksi melalui gadget lain, misal laptop, ketika harus melakukan koneksi ke internet. Dengan sistem seperti ini sampai sekarang anak tidak melakukan protes, karena bisa kita lakukan dengan diam-diam.

3. Melakukan kompensasi dengan memeberikan fasilitasi mainan yang interaktif dan memerlukan aktifasi motorik yang lebih banyak. Bila mempunyai budget/anggaran khusus buat membeli mainan, tentu ini dapat menggantikan permainan-permainan virtual di gadget, sehingga memungkinkan anak mengembangkan motorik, berkonsentrasi, dan belajar secara lebih baik. Syukur kalau orang tua lebih kreatif membuat mainan-mainan biaya murah bahkan tanpa biaya sebagaimana pengamalam mereka sewaktu kecil dulu.

4. Dan lain sebagainya, silakan orang tua atau teman-teman yang mempunyai pengalaman, dapat menambahkan tip-tipsnya. Terimakasih.

Satu tanggapan untuk “Menyiasati screen time yang berlebihan pada anak

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.