Diposkan pada livinginjogja, sim

(Bagian 2) Mengurus SIM Baru yang Engga Baru – (Maaf… telat keluarnya)


Pokoknya pertanyaan uji coba sebagian besar terjawab salah, nah loh… saya jadi ngeri membayangkan sebagian besar para pemakai jalan memang tidak paham peraturan lalu lintas, bagaimana angka kecelakaan bisa berkurang?
Lebih lengkap bisa baca di Bagian 1

Lalu ujian teori pun dimulai…
Ah, ternyata soalnya tidak sesulit yang saya bayangkan seperti waktu ikut tes SIM tembak dulu. Seperti, pertanyaan mengenai “wilayah plat nomor”, ternyata sudah tidak ada lagi. Sebagian besar soal bisa dijawab dengan logika, bahkan sebenarnya sudah banyak clue yang diberikan dalam pilihan-pilihan jawabannya. Total soal yang harus dijawab adalah 30 buah. Diberikan waktu selama 30 menit. Saya sendiri bisa menjawab 28 soal dan merupakan nilai tertinggi loh…hehehe, sedang istri saya bisa menjawab 22 soal. Syarat kelulusan uji teori minimal benar 20 soal.

Nah, selesai ujian teori, yang cuma lulus untuk SIM C 7 orang, lalu menunggu di lapangan untuk persiapan ujian lapangan langsung pakai motor. Pihak penguji menyediakan kendaraan, tapi juga boleh pake motor sendiri.

Sebenarnya dalam uji lapagan ini ada dua tahapan tes. Pertama di kantor polisi, kedua di jalan raya. Tapi kenyataannya cuma dilakukan tes di kantor polisi saja. Ada 5 jenis tes lapangan yang harus dilewati:

1.  Berjalan maju dan berhenti, yaitu peserta tes dari garis start melaju dengan kecepatan di atas 30 km/jam, lalu melakukan pengereman pada saat mencapai garis kuning, dan berhenti tepat dibelakang garis finish. Dinilai berhasil bila: sebelum motor melaju posisi kaki kanan menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan, kepala menoleh ke arah kanan belakang sebelum motor melaju, motor tepat berhenti di belakang garis finish, roda depan tidak mengenai garis finish atau melewatinya, kaki tidak boleh ke jalan saat melakukan pengereman dan saat melaju, setelah berhenti posisi kaki kanan tetap menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan.


2.  Berjalan ziz zag melewati patok-patok, yaitu peserta tes dari garis start melaju melewati patok-patok secara selang-seling. Dinilai berhasil bila: sebelum motor melaju posisi kaki kanan menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan, kepala menoleh ke arah kanan belakang sebelum motor melaju, tidak ada patok yang tersenggol apalagi tumbang/rebah, kaki tidak turun ke jalan saat melaju, setelah berhenti posisi kaki kanan tetap menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan.


3.  Berhenti mendadak, yaitu peserta tes dari garis start melaju dengan kecepatan di atas 30 km/jam, lalu melakukan pengereman mendadak pada saat mencapai garis kuning, dan segera melepaskan rem dan membiarkan motor melaju dengan kecepatan pasif tanpa boleh menambah gas/kecepatan, lalu mengikuti arah yang ditunjuk oleh petugas (bisa berbelok menyerong ke kiri atau kanan, seenaknya petugas sih, jadi mata harus fokus ke petugas) melewati garis finish, berhenti tepat di belakang garis finish. Dinilai berhasil bila: sebelum motor melaju posisi kaki kanan menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan, kepala menoleh ke arah kanan belakang sebelum motor melaju, melakukan pengereman mendadak (bila perlu sampai berbunyi gesekan ban-nya, hehe…), setelah mengerem mendadak langsung melepaskan tuas rem, tidak melakukan gas tambahan sampai motor melewati garis finish, mengikuti arah yang ditunjuk petugas, roda belakang melewati garis finish atau berada setelahnya, kaki tidak turun ke jalan saat melakukan pengereman dan saat melaju, setelah berhenti posisi kaki kanan tetap menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan.


4.  Membuat angka delapan, yaitu peserta tes dari garis start melaju menyusuri jalur jalan angka 8 yang ada sampai garis finish. Dinilai berhasil bila: sebelum motor melaju posisi kaki kanan menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan, kepala menoleh ke arah kanan belakang sebelum motor melaju, mengikuti jalur angka 8 dan tidak melewati atau menyenggol garis tepinya, kaki tidak turun ke jalan saat melaju, setelah berhenti posisi kaki kanan tetap menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan.


5.  Berbelok membentuk huruf U, yaitu peserta tes dari garis start melaju ke depan lalu pada garis yang ditentukan berbelok arah membentuk huruf U dan melaju lurus sampai garis finish. Dinilai berhasil bila: sebelum motor melaju posisi kaki kanan menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan, kepala menoleh ke arah kanan belakang sebelum motor melaju, melakukan belokan U, kaki tidak turun ke jalan saat melaju dan berbelok, setelah berhenti posisi kaki kanan tetap menjejak di foot step dan kaki kiri menjejak ke jalan.


Gimana? gampang kan? hehe… berdasarkan pengamatan dan banyaknya kegagalan peserta, adalah tes angka 8, zig zag, dan pengereman mendadak. Biasanya untuk angka 8 dan zig zag peserta oleng motornya dan akhirnya kaki turun ke tanah, sedang tes pengereman mendadak paling sering kurang kecepatan di awal start sehingga pada saat rem dilepas, motor sangat berkurang kecepatannya untuk mencapai garis finish. Tips untuk tes pengereman mendadak ini, berikan kecepatan yang sedang namun konstan, lalu saat melakukan pengereman jangan terlalu menekan tuas rem, lepaskan segera tuas, mata fokus ke tangan petugas untuk melihat ke arah mana motor harus berbelok. Sedang untuk zig zag dan angka delapan ya harus sering latihan keseimbangan, hehe….

Akhirnya cuma 2 orang yang lulus, saya dan seorang cewek imut. Sedang istri saya gagal di tes angka 8. Namun istri saya mengulang 1 minggu kemudian dan berhasil, setelah latihan keras di lapangan kantornya serta membawa motor matiknya sendiri yang ternyata lebih gampang diatur, hehe….

Bila kita gagal tes, maka uang bisa diambil kembali untuk dipake buat mengulang 1 minggu berikutnya.

Kesimpulannya: tes SIM secara benar itu adalah mudah asal ada kemauan

24 tanggapan untuk “(Bagian 2) Mengurus SIM Baru yang Engga Baru – (Maaf… telat keluarnya)

  1. bisa tapi lebih baik lagi ada kebijakan pembatasan kapasitas silinder (CC) kendaraan, misal maksimal 70 cc saja untuk motor, dan 800 cc saja buat mobil. Lebih bagus lagi dari pabrik sudah diset kecepatan maksimum 60-70 km/jam, nah, saya yakin kecelakaan bisa jauh berkurang…

  2. iya, saya kira kita ga boleh terlalu apatis dan putus asa dengan sistem kita, yang atas tetap memperbaiki, yang di bawah seperti kita ini ikut mendukung dan berpartisipasi ke arah sistem dan birokrasi yang lebih baik, biar klop….

  3. Betul! Waktu ambil sim di Amrik juga test drive dan kalo ada persimpangan dengan tanda “STOP” harus benar2 STOP walaupun jalanan kosong. dan dari 50 pertanyaan, cuman boleh salah 3 hehehe. Kecepatan juga harus lihat rambu, hanya boleh lebih 5 mile dari batas kecepatan yg ada. Namanya batas toleransi.
    Waktu ambil sim di NZ juga harus ikut test Drive dan biasanya yg suka gagal itu pas parkir paralel. test teori mirip, dari 30 pertanyaan hanya boleh salah 2 saja. 😀

  4. 70 cc itu udah setara dengan kapasitas motocross buat anak-anak loh, apalagi sekarang udah banyak kendaraan hemat energi, almamter saya baru saja berinovasi menghasilkan mobil berkapasitas 20 cc dan bisa menempuh jarak 1000 km dengan hanya 1 liter besnin saja! nah, tinggal pemerintah aja kan punya kemauan ga? paling engga mau, wong cukai kendaraan bermotor aja minta ampun jumlahnya dan itu banyak yang dinikmati oleh para malaing negara kita kan?

  5. Wah mau tuuuuu……. eh tapi kalo terlalu irit sama bensin, ntar pemerintah gak dapat % dari jualan bbm dong.. trus mo korupsinya dari mana? *tepok jidat*

  6. kalo tes utk yg SIM motor sih agak mendingan ya, tapi utk yg SIM mobil ada yg rada ribet yaitu tes berhenti di tanjakan, lalu oper gigi dan maju kembali tapi jgn sampe si mobil mundur lbh dari 10cm.
    banyak yg gagal, dok.. 😀

  7. nah, benar Mba, kendaraan alternatif hemat energi sudah banyak ditemuakn variannya dan sudah sejak lama, namun “belum bisa” diproduksi massal karena akan mengganggu kepentingan lain….biasa takut jatahnya berkurang…

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.