Diposkan pada hemat, keuangan, teknologi, tips

Efisiensi


IMG_20150605_231022-

Beberapa waktu lalu saya sempat menulis untuk mengikuti lomba mengenai energi, sayang saya tidak terlalu serius untuk memperjuangkan agar artikel saya itu masuk nominasi. Tidak mengapalah, yang penting ide (untuk) menulis (lagi) sudah terealisasi, dan sedikit banyak sudah tertuang dalam wujud tulisan yang bisa dibaca banyak orang dan berharap memberikan inspirasi dan manfaat.

Kali ini saya mau bercerita terkait judul tulisan ini. Yah, efisiensi. Tentu kata ini saya yakin sudah tidak asing bagi kita semua. Silakan cari maknanya yang begitu banyak di google. Saya sendiri mengartikan efisiensi sebagai penghematan. Hemat dari hal-hal yang selama ini dirasakan sebagai pemborosan. Berhemat dari kegiatan-kegiatan yang seharusnya bisa ditiadakan bila hasil yang dicapai bisa sama bahkan bisa lebih baik. Terkadang efisiensi tidak memberikan kenyamanan. Tetapi kan, kenyamanan itu karena faktor pembiasaan saja. Dan kita mungkin sudah sedikit paham, terkadang kenyamanan itu lama-lama bisa membunuh kita dengan lebih cepat. Membunuh dalam artian sebenarnya, atau membunuh kemampuan diri kita untuk lebih maju menghadapi tantangan agar survive dalam dunia yang semakin keras ini.

Baiklah… supaya tidak melebar kemana-kemana, saya langsung saja cerita mengenai proses-proses efisiensi yang sedang saya lakukan di tempat kerja dan di rumah. Memang ada bagian tertentu yang dari sananya sudah terlanjur sejak awal sehingga tidak bisa dilakukan efisiensi yang berarti seperti desain rumah dan kantor, lokasi rumah dan kantor, jarak ke tempat kerja, daya listrik PLN, dan sebagainya. Namun di era yang semakin keras ini, efisiensi menjadi suatu kewajiban untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan pengorbanan (uang dan tenaga) yang lebih kecil, dan tentu saja bisa memberikan tabungan dan sedekah yang lebih banyak. Berikut proses efisiensi yang saya lakukan:

1. Listrik
Sekarang setiap ada bola lampu yang rusak, maka saya selalu mencari penggantinya dari jenis LED, kalau bisa cari yang paling murah, dibandingkan dengan merek termahal dan katanya terbaik, tapi sebisa mungkin juga cari yang ada garansinya. Akhirnya bisa juga dapat bola lampu seharga 60 ribuan (lebih murah dari itu belum dapat yang ada garansi, tapi saya coba juga, siapa tahu awet , hehe) berkapasitas 12 watt, cukup untuk penerangan efektif namun hemat energi. Selain itu kami senantiasa, terutama saya yang paling rewel, mematikan lampu bila tidak digunakan, saat tidur kami usahakan tidur dengan lampu maksimal 5 watt saja, kalau perlu tidak usah pakai penerangan sama sekali. Banyak tulisan yang menjelaskan tidur tanpa penerangan lebih sehat. Yang paling susah dilakukan sampai sekarang adalah mengkondisikan suhu ruangan kamar tidur agar tidur tetap nyaman. Lingkungan dan desain rumah yang tidak menguntungkan membuat suhu ruang juga tidak bersahabat. Namun ada beberapa cara yang kita lakukan. Bila kondisi ruangan tidur suhunya tidak nyaman, yah, terpaksa AC hidup. Dulu di awal, masih rajin membuat setingan agar AC tidak terlalu boros listrik seperti mengaktifkan fitur low energy, fitur timer off/otomatis off bila sudah pukul 2-3 dinihari. Cara lain kalau lagi tidak terlalu panas, dengan membuka pintu kamar tidur sehingga sirkulasi udara lebih baik, jangan membuka jendela, nanti malah maling bisa masuk, hehe. Cara ini terpaksa bila AC sedang rusak, hehe. Bisa dikombinasikan dengan menghidupkan kipas angin. Bersyukurlah bagi mereka yang bisa membuat rumah yang tidak memerlukan AC. Berkaitan dengan AC ini, saya sendiri pernah menderita sakit persendian lutut karena terlalu sering terpapar udara AC secara langsung, karena juga suka lupa memakai pelindung seperti selimut. Tidur yang paling nyaman bagi saya ketika AC ruangan hidup adalah dengan memakai sarung atau celana di bawah lutut. Sayangilah lutut kita… Dan bagaimana pun sampai sekarang saya merindukan rumah tanpa AC, dan itu memerlukan investasi mahal, entah kapan bisa terealisasi. Mahal di awal, namun bisa murah untuk proses lanjutannya. Untuk peralatan komputer, alhamdulillah sampai sekarang ga punya komputer desktop/PC yang watt-nya amat besar itu. Meski sudah banyak akhir-akhir ini komputer hemat energi…, secara pribadi saya belum membelinya, masih memakai laptop biasa saja. Namun untuk kantor kami sedang melakukan eksperimen dan substitusi untuk perangkat komputer hemat energi ini. Semoga sukses dan nanti bisa dibuatkan reviewnya. O, iya sekarang saya sangat jarang sekali nonton TV, selain acara TV sekarang banyak yang tidak bermanfaat, kok kayaknya lebih enak tidur atau browsing daripada menonton, haha…

2. Bahan bakar
Bahan bakar utama di rumah seperti di dapur sampai sekarang menggunakan gas LPG, sayang sekarang gas juga semakin mahal. Efisiensi yang bisa dilakukan sebatas bagaimana memasak yang efisien. Mungkin nanti istri saya bisa menyumbang cara masak yang efisien ini, karena saya sendiri ketika masak, masih boros, haha… O, iya, sayang juga, memasak nasi pilihannya masih memakai energi listrik yang juga besar dan semakin mahal. Masih menunggu kompor yang memiliki efisiensi tinggi untuk memasak nasi. Katanya ada ya…, tapi kali harganya juga mahal, haha…
Untuk kendaraan bermotor, sampai sekarang masih bermimpi punya sepeda yang layak agar bisa lebih banyak menggunakan sepeda untuk kemana-mana. Saat ini saya lebih prefer memakai kendaraan roda dua bila cuaca mendukung, dan tingkat kemacetan lagi parah-parahnya. Memakai mobil pun saya betul-betul berusaha mengemudi secara eco drive (susah loh, mesti nekan emosi ga terpancing ngebut-ngebutan dan main banyak rem, pagi hari lebih suka AC dimatikan, buka jendela dikit untuk hirup udara segar). Sebisa mungkin saya sewaktu memakai kendaraan sudah memetakan daerah macet agar tidak boros bahan bakar.

3. Makan
Terus terang, sekarang lebih banyak makan di rumah, tetap enak masakan istri daripada jajan di warung. Ternyata ini sangat menghemat pengeluaran. Meski pun akhirnya boros saat ga bisa nahan makan bersama di luar atau emosi membeli mainan untuk anak-anak. Di kantor rencana pengadaan katering mandiri masih tahap wacana saja, semoga bisa terealisasi yah…

4. Minum
Sayang, air sumur kami tidak mendukung untuk layak buat diminum. Was-was aja gitu, selain belum dites, juga karena tingkat iritasinya cukup tinggi terbukti tangan yang mudah teritasi saat digunakan untuk mencuci. Sampai sekarang masih minum dari air galon komersial yang cukup menguras budget, artinya yah, belum efisien. Target ke depannya ingin beralih ke mesin filter air yang sekarang banyak bermunculan dari merek terkenal. Semoga. Untuk kantor pun kami akan mereplace semua galon komersial dengan produksi sendiri dengan mesin sendiri. Smoga juga bisa segera. Banyak sekali hematnya loh…

5. Pulsa
Penggunaan pulsa menjadi salah satu perhatian saya sejak lama. Syukurlah akhirnya terpecahkan juga setelah melalui berbagai eksperimen dan evaluasi. Saya dan istri menggunakan nomor pasca bayar CDMA merek terkenal. Gratis telpon semaunya. Abonemen cukup bayar 25 ribu saja. Internet akhirnya memakai pasca bayar juga, cukup 90 ribu unlimited per bulan, pakai bersama sudah lebih dari cukup buat streaming youtube, browsing, chit-chat di grup-grup media sosial, pokoknya puaslah, dapat 15 GB per bulan untuk FUP-nya.

6. Saya kira kalau ditulis semua, banyak deh… maksudnya tulisan ini juga bisa mendapatkan masukan dari para pembaca, model-model efisiensi yang sedang diterapkan oleh teman-teman, siapa tahu bisa saya contoh. Sangat ditunggu share-nya yah, makasih…

Tulisan ini dibuat memakai tablet windows (yang jelas hemat energi), diterangi lampu belajar emergensi LED, dan kipas angin plafon (cuaca begitu sumuknya…). Diupload menggunakan jaringan internet hemat pulsa.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.