Mumpung masih hangat-hangatnya cerita pengobatan alternatif, aku mau nimbrung nih…
Bukan karena takut bersaing loh… 😀 Tapi berdasarkan bukti yang aku temui di tempat di RS-ku membuat aku berkesimpulan jangan pernah mencoba pengobatan alternatif tanpa pernah terlebih dahulu berkonsultasi dengan praktisi rasional alias dokter dan sejenisnya 😀
Memang tidak bisa kita menutup mata ini (baca: masyarakat lari ke pengobatan alternatif) karena sistem pelayanan kesehatan kita yang kurang pro rakyat (miskin) dan pola pikir masyarakat yang cenderung tidak banyak berubah mengenai kesehatan karena tidak ada sistem pendidikan kesehatan yang baik bagi bangsa ini.
Kasus yang paling sering di RS adalah pengobatan trauma tulang dan sendi. Pengobatan alternatif yang sering dijadikan pelarian adalah ahli tulang alternatif alias dukun sakal putung atau apalah mungkin ada yang namanya agak berbeda di daerah lain.
Sangat miris sekali beberapa hari yang lain aku menerima pasien dengan trauma patah tulang 7 bulan yang lalu dan dibawa ke sakal putung, ga tahu tuh diapain di sana, tahu-tahu persendian tumbuh benjolan sebesar bola sepak. Wah, gadis cantik berusia 17 tahun tersebut datang dengan perdarahan di sekitar benjolannya tersebut setelah jatuh lagi di kamar mandi…
Kebetulan ada radiolog (dokter radiologi) dan ortoped (dokter bedah tulang) yang standby, “Wah…begini nih, kasihan sekali.” “Mmhh, apa nih Dok? osteosarkom (tumor ganas tulang) ya?” “Apalagi klo bukan….” “Innalillahi….”
Jadilah keluarga pasien cuma pasrah dan sangat bersedih, dan mungkin menyesal telah terlambat memberikan pertolongan medis dari awal. Akhirnya pasien kami rujuk ke RSUP Dr. Sardjito untuk mendapatkan penangan yang komprehensif. Semoga Allah memberikan “mukjizat” kepada dirimu ya dik….hiks…hiks…
pic dari sini
cerita lama yg terus berulang yah mas,… malah sepupuku sendiri waktu fraktur colles, kusarankan ke ortoped tempat RSku bertugas yg nota bene salah satu yg terbaik, malah dibawa ke dukun tulang, …sedihnya, ditempat kerja dihormati sebagai dokter, dirumah malah tidak ada harganyasama sekali, tidak didengarkan,..padahal biaya bukan masalah,…sekarang malunion deh…:(
miris!!!
dok, jari manis kiriku pernah ketendang lawan dalam sebuah latihan beladiri. waktu itu hanya sakit dan bengkak. lalu, dibawa ke tukang urut. lama-lama sembuh, tapi letaknya kayaknya sedikit bergeser.
waktu diperiksa temanku, ternyata tulang di bagian telapak sempat patah (tanpa aku sadari), dan sekarang sudah nyambung kembali, tapi tidak pas di tempatnya.
sekarang, jari manis kiriku, kalau dipake ngetik agak keras (mis. mesin ketik), sedikit linu. itulah pengobatan alternatif…
hmm, mudah2an diberikan kesembuhan untuk si pasien, amiin
wah… jadi tumor ganas ? Innalillahi..
sama aja mba, beberapa keluarga besarku juga gitu, dulu ada sepupu jauh mau khitan, aku tawari aku yang khitan saja, gratis, eh malah ga mau gitu, malah sama bong supit (juru khitan tradisional…) untung ga apa-apa…
getun….
ya, udah terlanjur, Pak… semoga bisa diambil hikmahnya
Kira-kira diapain tuh ama tukang mijet 'patah tulang'? Kok bisa kaya gitu?
aamiiin ya rabbal 'alamiin…
kebetulan jadi tumor ganas mas, salah satu pencetusnya bisa jadi penanganan yang salah itu… 😦
berdasarkan info sejawat aku Pak, standarnya biasanya dipijat, difiksasi secara salah dan diberi ramuan, gitu deh…
Jadi tumornya itu (kalo benar tumor) kira-kira muncul dari ramuan atau bisa aja dari salah pijat??
paling mungkin karena picuan sel tulang yang terprovokasi karena proses penyambungan yang tidak benar, salah satunya dipijat dan difiksasi ala kadarnya. sel tulang yang sedang tumbuh rawan bermutasi menjadi sel ganas bila diintervensi dari luar…
Kalo saya, jempol kanan kejepit pintu mobil teman (sayang sekali bukan mobil saya sendiri–belum punya sih hehehe),
sempat lebam dan akhirnya lebamnya hilang, dan kuku yang sobek di tengah-tengah juga sudah numbuh dengan cantik….
Tapi sekarang jempol tersebut sering linu…. pernah sih di fisiotherapy… tapi mahal jadi baru 2x dari harusnya 8 kali…
pertanyaanya:
1. bahaya apa tidak? saya sih cuma ngerasa enggak nyaman aja…. tapi menurut pemeriksaan semua baik2 aja….
2. fisiotherapi dengan pijat laser tujuannya untuk apa? apa karena 2x jadi belum terasa perbaikan apa2???
soalnya dokternya juga yang bingung gitu: terus, kenapa kalo jempol ibuj ngilu, gak penting kan????
hehehehe
(ruang konsultasi dadakan). hehehehe terima kasih sebelumnya pak dokter….
irrasionalitas masyarakat kita semakin terlihat dalam kasus ponari (dan sekarang rina)..apa mungkin batu bisa menyembuhkan?
batu dan air kobokan mas (mbak?)
yah, tergantung dukun yang men”support” kan… :p
Hahaha… mas, aku kebalikannya. Keluarga besarku malah pengen banget aku praktek dokter dan sekaligus menjadi “konsultan” keluarga… :p tapi aku yang menghindar dan cenderung tidak mau… hahaha…
Iya, mas Wisnu, secara tidak langsung ini juga kesalahan sistem kesehatan dan pendidikan kita.
yah, begitulah mungkin sebagian besar para dokter dan calon dokter adalah korban pemaksaan orang tuanya… 😀
sori mba Orin, kelewatan nih… 🙂
1. klo tidak ada perubahan dan dari hasil cek umum semua normal tidak perlu ada yang dikhatirkan, waspada aja terhadap perubahan drastis, misal timbul benjolan secara cepat, atau nyeri hebat. Saraf sensoris kita memang mempunyai sifat plastisitas nyeri sehingga cenderung lebih sensitif bila sudah mengalami trauma.
2. Ya, fisioterapi ini memang akan sangat bermanfat untuk memperbaiki rasa tak nyaman itu, tidak harus dengan laser, fisioterapi yang biasa saja harusnya bisa, konsultasikan lagi dengan ahli terdekat mba. Beberapa pakar anestesi/pembiusan sudah menerapkan teknik akupuktur untuk mengembalikan plastisitas saraf tersebut.
tfs mas…
makasih dah mampir ke blog saya yg sangat sederhana…
sebenernya ini faktor utamanya kenapa bnyak orang pada beralih ke pengobatan alternatif.
he..he…sampai juga saya kesini akhirnya, dok. Dukun sangkal putung, kalau di daerah Jabar terkenal dengan RSCM (RS Cimande Medika). Bukannya waktu gempa Yogya kemarin RSCM juga buka posko? Sepertinya perlu dibuka subspesialis Orthopedi Sosial guna edukasi masyarakat!
klo yang di pertistiwa gemap itu saya ga tahu Dok
Untuk edukasi klo ga integratif melalui semua jalan biasanya ga berhasil…
selama ini belum pernah ada pengaduan terbuka dari masyarakat yg jadi korban penyembuhan alternatif, minimal surat pembaca di harian nasional. Demikian juga pengaduan dari dokter yg menemukan kasus spt ini. Pengaduan itu disertai himbauan kepada dinkes selaku pihak pemberi ijin berpraktiknya para 'tabib' itu. Ijinnya harus diperbarui setiap sekian tahun, dan dapat dicabut juga. Kalau perlu harus ada konsultan dokternya. Soalnya, di metroTV pun ada program pengobatan alternatif, lengkap dgn sesi mengiklankan diri. Itu kan membodohi masyarakat