
RT kami memang strata sosialnya memang sangat beragam, mulai dari pengemis, pemulung, mahasiswa, polisi, pedagang, tukang, mantan danrem (sekarang staf kodam), insinyur, dan menteri, kurang satu yang belum…artis… :-D. aku sendiri melengkapi strata sosial sebagai dokter. Sedikit cerita lucu dari ibu-ibu tetangga yang intinya begini: “wah, mas sekarang sudah semua RT di RW kita ini ada dokternya. Jadi besok klo ada yang sakit tidak boleh berobat ke dokter di RT yang lain…” Hehehe, ada-ada aja.
Acara syukuran dibuat sederhana saja, duduk lesehan, tapi sama tetangga dipinjamin kursi dan tikar, karena punya kami tidak cukup, dan ternyata teras rumah juga tidak cukup menampung para tamu, jadilah harus ada yang duduk di kursi yang di letakkan di halaman rumah. Untung aku masih punya koleksi amplifier (pengeras suara) dan dua loudspeaker ukuran sedang, koleksi dan hasil hobi saat zaman mahasiswa dulu. Alhamdulillah cuaca juga tidak jadi hujan sehingga acara berlangsung lancar.
Format syukuran standarlah, sambutan oleh Pak Dukuh, Pak RT, aku sendiri sebagai perwakilan keluarga, dan terakhir diisi pengajian serta doa oleh Ustadz Didik Purwodarsono, Pimpinan Pondok Pesantren Takwinul Mubalighin Yogyakarta. Pak Dukuh memperkenalkan aku sebagai warga penuh di sini, sudah ber-KTP dan ber-KK sini, jadi semua hak dan kewajibannya harap ditunaikan selayaknya, termasuk jika ada tarikan-tarikan (sumbangan) seperti uang pembangunan, uang sosial dan lain sebagainya (waks…!! kok ininya yang ditekankan sih….). Pak RT juga kurang lebih sama, supaya saling menjaga toleransi (kebetulan Pak RT beragama Nasrani), beliau juga memaklumi bila aku mungkin sulit waktunya untuk intens berinteraksi dengan kegiatan masyarakat karena berprofesi sebagai dokter (engga juga sih Pak…coba aja kita lihat nanti). Dan paling menarik menurutku sesi pengajian, kebetulan diisi oleh seorang ustadz yang memang sudah terkenal dengan kepiawaiannya membawakan tema-tema kemasyarakatan, dengan suasana yang segar penuh humor, dan sebagian besar dalam bahasa Jawa. Sehingga suasana siang yang cocok buat tidur jadi hidup dan bersemangat. Ustadz Didik banyak memberikan wejangan tentang kehidupan bermasyrakat dan bertetangga. Beliau menyinggung juga tentang tanda-tanda rumah tangga yang diberkahi (sebagian besar tercantum dalam surat ke 65 Al Qur’an yaitu Ath Thalaaq ayat 2-3, silakan baca sendiri ya). Prinsip prinsip bermasyarakat dan bertetangga juga dijelaskan dengan sangat baik dan disertai dengan contoh-contoh yang mengena. Yang aku ingat dari beliau, sebagai anggota masyarakat, bila ingin hidup diridhoi Allah dan hidupnya bahagia ada 4 prinsip yang harus dijalani yaitu: 1. memberikan manfaat bagi sekitar, tidak menghitung-hitung apa yang diberikan, dan tidak menghitung-hitung apa yang diterima, berbuat seoptimal mungkin untuk kebaikan masyarakat dan tidak menyelaraskan dengan rezeki yang diterima. 2. senantiasa lapang dada, mudah memaafkan, dan tidak mudah terpancing emosi. 3. tidak egois dan membangga-banggakan diri di tengah masyarakat 4. membiasakan introspeksi diri untuk membiasakan berhati-hati dan mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Mudah-mudahan kami menjadi warga baru yang bisa memberikan banyak manfaat (bukan dimanfaatkan, hehehe…) banyak bagi warga sekitar. Rumah baru kami menjadi surga dan tempat menyenangkan untuk berkumpul dan beraktivitas.
selmat menempati rumah baru dodo n keluarga
Selamat menempati rumah baru ya.
Kalo aku ke Jogja, boleh dong mampir sejenak.
barakallah bwt rumah barunya ya mas ^_^
Barokalloh.
Semoga sukses membangun baiyti jannati.
Be agen of cange disana:-)
Anashiru taghyir:-)
sudah terdaftar di DPT belum Akh?
Tahun lalu saat mau pindah rumah saya juga langsung dapat undangan rapat (pemilihan RT). Tapi milih tuk gak datang, takut kepilih hi…hi…hi….
Amiin buat doanya…
Selamat ya..
Selamat menempati rumah baru~~ ^^
mkasih mba Tika 😀
boleh sekali Pak!! 😀 makasih ya Pak….
makasih mba Dewi… 🙂
terimakasih, harusnya sudah, coba nanti aku cek lagi 😀
ini salah satu bentuk pemanfaatan oleh masyarakat, hehehe…
makasih mba Julia 🙂
trimakasih mba Lala… 🙂
selamat menempati rumah baru kak 😀
semoga betah dan nyaman ditempat baru..
boleh mampir kan?
selamat menempati rumah baru Pa Dokter…
Barokallah…
wah kayanya daerah yang tak asing bagi saya lho, setiap hari saya antar jemput anak yang sekolah di pakem lewat daerah ini…berarti tempat kita deketan nih pak…btw selamat menempati rumah baru ya…
emang lagi di Jogja? ya jelas bolehlah, mapir aja 😉
makasih mas Rahmat, masih di Jogja?
hahaha…ternyata dekat ya Bu. Tepatnya dimana Bu? aku dekat kok dari Monjali cuma 150 meter. Makasih Bu.
masih Pa Dokter… hehehe hampir 4 bulan di Jogja di oper nih…
amin…amin..semoga jd warga yg baik..jgn lupa bayar iuran sampah ya!!hehehe…
bisa mampir nih kalo di jogja? :p
baru aja dapat tukang ambil sampah, tapi mahal oii, mending dibatalin aja ntar, cari yang lain atau bunag sendiri aja…. silkan mampir klo pas di Jogja… 😀