Diposkan pada deafness, kesehatan, tunarungu

Anak kedua saya tuna rungu?


Ya, dari hasil pertama deteksi peralatan medis bernama BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry), menyimpulkan begitu, anak kedua saya, Nadifa Kamilia (Nadif, yang menjadi headshot MP saya), mengalami gangguan pendengaran yang bisa dikatagorikan parah, bahasa medisnya: profound, distal neural hearing loss, dengan tingkat gangguan pendengaran mencapai 105 desibel. Saya dan istri sampai saat ini mempercepat mendalami referensi tentang deafness/ketulian ini, survei berbagai jenis pemeriksaan lain, jenis terapi, lembaga pendidikan, bahkan berbagai website dan blog para tuna rungu dan ortu mereka, termasuk di MP ini. Alhamdulillah, ternyata banyak juga MPer yang tuna rungu atau anaknya yang tuna rungu.

Doakan kami semangat untuk mengajar dan mendidik anak kami….

101 tanggapan untuk “Anak kedua saya tuna rungu?

  1. anak istimewa pasti dititipkan kepada orang tua yg istimewa juga.. 🙂
    insya allah nadif tumbuh menjadi anak yg berguna bagi agama, negara dan berbakti kepada orang tuanya.. amin.. 🙂

  2. Mas dokter, ikut mendoakan ya semoga cepat teratasi dengan baik. Kan mas dokter jadi kontaknya ibu Khoriyaturl Jannah yang putrinya Shafa juga penderita gangguan dengar tapi sangat cerdas dan maju di sekolah toch? Mereka berdua punya Mp tapi saya cuma jadi kontak ibunya.

    Satu lagi adalah mbak Nita, Yusnita Febri yang penderita gangguan dengar akibat radang yang pernah diderita waktu kecil. Dia termasuk perempuan hebat yang berbakat banyak, penuh semangat dan sukses di sekolah serta pekerjaannya. Dia dapat award untuk sitenya di Mp ini maupun di Blogspot yang menyuarakan keberadaan dan keadaan tuna rungu.

    Ayo mas silahkan timba pengalaman mereka semua. Tetap semangat dan peluk sayang untuk putri tercinta!

  3. Keterbatasan bukanlah halangan untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Tetap semangat dan selalu berusaha yang terbaik untuk si kecil Mas.

    Btw, prinsip kerja pengetesan itu gimana ya Mas ? mulai usia berapa bisa dideteksi ?

  4. Senin minggu lalu ada di tempat yang sama dengan nadif 🙂

    Sepakat dengan mbak ida…nadif istimewa dititipkan pada mas dokter dan mbak iin yang istimewa..

    Turut mengaminkan doanya… 🙂

  5. Iya, Mas, anak-anak berkebutuhan khusus biasanya memiliki kelebihan di sisi lainnya….

    Terimakasih

    Prinsip kerjanya: meberikan stimulus/rangsangan suara pada jalur pendengaran mulai dari organ telinga luar, menyusuri orang-organ pendengaran dalam, sampai ke serabut saraf pendengaran dan otak. Tes bisa dilakukan sejak baru lahir.

    Pada anak saya dilakukan pada usia 18 bulan, dan direncanakan tes ulang saat usia 2 tahun nanti, sekarang baru mau mulai terapi wicara, kami berencana tes untuk memaki alat bantu pendengaran. Anak kedua saya memang mengalami gangguan tumbuh kembang, dari umur 2 bulan saya sudah mendeteksi itu, dan di Jogja baru sempat diperiksakan ke spesialis anak. Sejak di Jakarta kemarin kami sudah keliling ke RS Fatmawati dan RSIA Lestari di Tangerang untuk uji tumbuh kembang anak dan USG kepala. Lalu saaat istri sudah pindah ke Jogja, barulah kami bisa intensif, pararel periksa ke dokter THT.

  6. Turut bersimpati. Insya Allah, janji Allah di surat Alam Nasyrah tetap berlaku. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. Btw, gejalanya apa saja yang membawa ke kecurigaan ada kelainan pendengaran? Perlu di share untuk jadi bahan pelajaran bagi para ortu lain yang punya anak batita

  7. semangat ya pak dokter… ! Hikmah terbesar selain berlatih sabar adalah nanti akan tertarik untuk menggunakan bahasa isyarat dan belajar bahasa bibir..:)

    insyaAllah kucuran pahala mengalir untuk pak dokter, istri dan ananda..

    boleh saya tahu, usia berapa mulai curiga ttg kondisi pendengaran ananda nya pak ?

  8. salam kenal pak..

    pertama, saya cukup salut atas kesigapan ortu mendeteksi dini gangguan dengar. sebab semakin cepat diketahui, semakin cepat juga penangannya.
    untuk gangguan dengar 105db memang masuk kategori sangat berat. Akan tetapi sepengetahuan saya selama ini bukan berarti tak bisa ditangi. Banyak teman-teman kecil saya lebih berat gangguan dengarnya dari Nadif ada yang sampai tak terdeteksi tabel. saat tes BERA.
    yang perlu dilakukan tentu saat ini kesiapan mental orangtua dulu. sebab memang tak mudah yaa, menguras waktu, materi, tenaga. Tapi yakin demi anak

    Mengalami gangguan dengar sebesar itu, bukan berarti tak ada harapan untuk nadif bisa mendengar.
    Nadif masih bisa mendengar, tentu saja dengan frekwensi alat bantu dengar yang superpower. Bukan berarti juga nadif akan bisu. sebab teman-teman kecil saya sangat lancar sekali berbicara, Berbahasa Verbal.

    untuk di jogja bisa mengubungi Ibu Nana Nawangsari orangtua Roza (8thn)
    Roza juga gangguan dnegarnya sekiatr 100 db

    ini MP roza http://cwung.multiply.com/
    No telp ibu Nana akan PM..
    semoga bisa membantu

  9. Nita, terima kasih banyak atas responsnya di sela-sela nonton TV. Barakallahu! Nggak apa-apa kan tante ganggu?

    Silahkan pak dokter langsung aja jadi teman mbak Nita.

    Love Nita!

  10. adik kandung saya, candra. Tunarungu. Sepertiny dia dulu 100d deh. 10th pertama dia skul d wonosobo, slb don bosco.taun lalu alhmd sudah masuk smp umum. Bisa mengikuti kok. Beruntung skali pakdok punya nadif. She is special.. :)) semangat pakdok dan istri!

  11. Makasih Mba Nana…

    Iya, klo dipanggil, sangat jarang menengok. Tapi memang masih banyak harapan, klo ibunya yang manggil, kadang dia menengok… klo dengar suara berisik kadang juga bangun tidurnya, memang tidak konsisten, yang penting ada harapan….

  12. iya, OT, diberi obat tidur dulu, tapi malah dimuntahkan, soale rasanya pedes/mint gitu…akhirnya juga bobok sendiri digendongan Bapaknya 🙂

    Tes BERA sekitar 20 menit…

    Makasih doanya OT,….

  13. tetep optimis pak, anak pertama saya dulu hampir polio, 4,5th baru bisa jalan setelah berobat kemana-mana, akhirnya Alhamdulillah lewat seorang kyai, dia obati dan dipijat beberapa hari kemudian bisa Jalan & baru mulai bisa komunikasi… (amazing)
    Sekarang sudah kelas 3 SD, Alhamdulillah sehat wal afiat… Banyak jalan mas, yakin aja

  14. dulu fay juga harus menjalani tes bera (selain ke ahli psikiatri anak), untuk memastikan, apakah selain autistik juga punya kelainan pendengaran. tapi akhirnya tes itu tidak jadi diikuti *sampai sekarang*, karena fay tak kunjung mau tidur. *aku juga males menghadapi petugasnya yang pemarah. 😀

  15. Iya, ternytata semalam dia asyik mentelengi DAAI TV hehehehe…. tapi langsung buru-buru buka link dari PM saya kok. Orangnya pokoknya hebat deh, nggak rugi berteman dengannya.

  16. aku jadi nambah ilmu niy hasil baca reply2an mas Dodo ke teman2
    pertanyaanku serupa mas Tampah, udah terjawab
    semangat ya mas Dodo & istri, insyaAllah Nadifa bisa berkembang pesat dengan stimulasi yang tepat, amin.

  17. salam kenal mas, saya orang tua dg anak gangguan dengar berdomisili di yogya. Saya teman yusnita. Anak saya sekarang sudah kelas 2 sd negeri, walaupun tidak seperti anak seusianya, alhamdulillah bisa bicara dan mendengar dg menggunakan alat.
    Terus berusaha, jangan menyerah, bergabunglah dg komunitas. Insya Allah akan ada byk pengalaman yg bisa kita ambil manfaatnya

  18. speechless Mas Dokter… 😦
    Allah memberi cobaan sesuai kemampuan umatnya, Insya ALLAH Mas Dokter mampu menghadapinya, saya cuma bisa bantu do'a semoga semuanya berjalan lancar dan Nadifa bisa hidup normal seperti anak2 lainnya.. amiinn…
    salam hangat saya untuk keluarga di rumah.

  19. Saya selalu salut sama orang tua yang berbesar hati seperti pak dokter, kita tidak pernah bisa memilih tapi apapun keadaannya pasti ada hikmah dibalik semua itu. Disini saya sering melihat anak anak dengan kondisi seperti anak pak dokter, mereka tumbuh dan bermain seperti biasa, bahkan selalu punya kelebihan yang mengaggumkan.
    Dunia tidak sempit, dan saya yakin tidak ada kata mustahil selama kita mau berusaha.
    ganbare!

  20. yakinlah walau tunarungu profound dia akan mampu mendengar dengan ABD yang sesuai dengan kekurangannya yaitu ABD super power, anakku http://shafahk.multiply.com/ yg dulu dibilang para dokter THT tak akan mampu mendengar dan bicara apalagi sekolah umum, karena yg satu 100dB dan satunya tak terditeksi, Alhamdulillah sekarang bisa bicara layaknya orang normal dan sekolah di sekolah umum sekarang sudah kuliah, Alhamdulillah. jadi bapak dan ibu harus yakin seyakin2nya, dengan keyakinan itu kita berdoa dan berusaha tak akan ragu, hasilnya serahkan kepada Allah, karena Allah tak akan pernah salah memberi hasil.

    bila bapak dan ibu ingin mendengar suara shafa silahkan buka MP saya di blog suara shafa http://khoriyatulj.multiply.com/tag/suara%20shafa

    Tetap semangat pak, karena itu yang dibutuhkan buah hati kita.
    salam AKRAB (AKu bisa dengaR dAn Bicara)

  21. Anak saya hasil tes BERA sama persis dengan Nadif,umur 14 bulan.bagaimana perkembangan Nadif saat ini pak dokter? Salam kenal n tetep semangaaaatt..

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.