Diposkan pada tak terkategorisasi

15 Years Crystal Wedding Anniversary


To My Beloved Wife,

The time we have had together has been more wonderful than words can truly say

Our life together has moved forward since we married fifteen years to the day

You are understanding, gentle and kind a wife who makes me so proud

You bring happiness to all prople just like the sun that scatters the clouds

I need you forever by my side

Time goes so slow when we are apart

I count the time until we are together again

So that weight can be lifted from my heart

Thank you darling for being my wife

I love you more and more each day

Thank you for choosing to be with me

You are perfect in every way

Lets memorized our short life journey on video here…

17.07.05 – 17.07.20

http://bit.ly/our15weddinganniv

Diposkan pada tak terkategorisasi

Panjang Lebar Mengenai Orientasi Seksual


11541910_10207185999677285_8089357713101580280_nBerikut saya salinkan penjelasan dari Kak Sinyo Egie, konsulen Same Sex Attraction dan LGBT di Grup Peduli Sahabat (https://www.facebook.com/groups/pedulisahabat2014/), http://pedulisahabat.org/ semoga bisa memberikan pencerahan kepada kita semua.

Pertanyaan yang Sering Muncul (FAQ) di Peduli Sahabat

Berikut ini pertanyaan yang sering muncul (Frequently Asked Questions) di grup Peduli Sahabat. Sebagian besar contoh menggunakan aturan Islam, teman-teman yang berbeda agama dapat menyesuaikan.

FAQ ini disusun berdasarkan pertanyaan hingga tgl 09 Juli 2015, kelak akan disempurnakan kembali. Semoga bermanfaat 🙂

Orientasi seksual

1. Apakah orientasi seksual itu?

Agar mudah dipahami, orientasi (ketertarikan) seksual seseorang itu disamakan saja dengan ‘niat’. Bagi umat muslim pasti sudah tahu bagaimana hukum ‘niat’.

Kadang timbul niat baik dan tidak baik dalam diri kita.

Kalau niat baik tidak dilakukan mendapat satu pahala, dijalankan memperoleh dua pahala.

Jika niat buruk ditahan (tidak dilakukan) akan mendapat satu pahala dan kalau dijalankan akan berdosa.

Ukuran baik dan buruk tentu sesuai aturan agama.

Orientasi seks sesama jenis (ssa = same sex attraction atau bisa juga disebut homoseksual) dihukumi sebagai ‘niat buruk’ dalam Islam karena jelas tindakan seks sesama jenis (dalam Islam) dilarang.

Anda yang mempunyai SSA kalau sabar dan ditahan akan berpahala terus-menerus.

2. Apakah orientasi seksual bisa berubah?

Secara teori memang bisa dengan situasi dan kondisi tertentu, tidak bisa disamaratakan. Di luar Peduli Sahabat banyak bukti bahwa orientasi seksual bisa berubah tapi kami tidak ingin mengambil bukti dari luar.

Peduli Sahabat mempunyai empat narasumber yang berhasil mengubah orientasi seksualnya.

Satu orang dari heteroseksual menjadi SSA kemudian berbalik lagi menjadi heteroseksual. Kisah hidup beliau sudah ada di dalam grup dan situs Peduli Sahabat (kasus ini contoh sempurna tentang Kaum Luth).

Tiga orang yang lain adalah dari SSA kemudian menjadi heteroseksual, id FB mereka tidak ingin diberitakan kepada siapa saja, jadi hanya Peduli Sahabat yang tahu dan ada di daftar friends list Bapak Sinyo di Facebook.

Keempat narasumber itulah yang kemudian jadikan model dan metode untuk membimbing teman-teman yang ingin tetap memilih identitas hetero, baik secara mandiri (sudah ada di buku Anakku Bertanya tentang LGBT) atau lewat pendampingan di Peduli Sahabat. Kalau orientasi seksual juga ikut berubah maka itu adalah bonus atas usahanya.

Jadi jawabnya adalah bisa tetapi tergantung situasi dan kondisi seseorang.

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh mereka yang berhasil berubah orientasinya?

Satu narasumber butuh sekitar 3 – 4 tahun.

Kasus tiga narasumber SSA tadi di atas (nomor 2) umur 40 tahun ke atas dengan catatan belum pernah melakukan tindakan homoseksual, sudah menikah (tersalurkan hasrat seksualnya), dan mempunyai anak.

Sebagai gambaran, ada kasus seorang anak berumur dua tahun sedang duduk berdua dengan neneknya di dapur. Atap dapur terbuat dari seng. Tiba-tiba hujan deras, sang nenek berlari mengambil jemuran tanpa meberitahu cucunya yang masih kecil itu.

Tahukah apa yang terjadi kemudian? Si cucu berpikir bahwa hujan sangat menakutkan karena neneknya sampai lari tunggang langgang. Sejak itu setiap datang hujan dia selalu berlari ketakutan.
Orang tua si anak memerlukan waktu sekitar 3 bulan untuk meyakinkan bahwa hujan baik-baik saja.

Sekarang bayangkan kejadian anak berumur 2 tahun tadi, hujan tidak sampai lima menit saja memerlukan waktu 3 bulan untuk mengubahnya. Nah bagi orang yang SSA sejak kecil sampai dewasa, tentu membutuhkan waktu dan proses yang lama jika ingin mengubah orientasi seksual itu. Mungkin sampai orang tersebut wafat pun akan tetap ada.

Ingat, empat narasumber di atas berjuang sendiri tanpa metode pendampingan. Saat ini kami sedang memantau salah satu narasumber bernama kak Semoga Bermanfaat New. Ikut pendampingan PS tahun 2012, menikah tahun 2014 dan sekarang sudah mempunyai momongan.

Dia adalah SSA sejak kecil dan sebelum menikah hanya tertarik kepada laki-laki saja. Sekarang di tahun 2015 dia masih tertarik dengan laki-laki tetapi tidak sampai ‘on’, dia hanya ‘on’ kepada istri. Luar biasa ya 🙂 Semoga progresnya positif.

4. Apakah perubahan itu menetap dan terjamin 24 jam?

Lihat nomor 2, tergantung dari orangnya tentu saja karena ini masalah jiwa yang tidak bisa disamaratakan.

Empat narasumber di atas mengaku telah berubah, perkara permanen dan berlaku 24 jam itu lain urusan. Tentu bisa saja suatu saat berubah lagi tergantung sikonnya.

Ada beberapa ilmuwan yang membuat kategori apakah seseorang disebut heteroseksual, biseksual, atau homoseksual (SSA), silakan dicari sendiri dan dibaca.

5. Apakah orang dengan orientasi heteroseksual sesekali tertarik sesama jenis?

Tergantung situasi dan kondisinya. Setiap laki-laki mempunyai kromosom XY yang berarti ada potensi besar untuk berubah orientasinya menjadi bisexual. Untuk perempuan kemungkinannya kecil.

6. Ada pendapat bahwa orientasi seksual tidak berubah menetap (hanya bisa ditahan) dan semua yang berubah suatu saat akan kembali lagi seperti semula.

Coba Anda bayangkan bahwa semua materi di dunia ini berbentuk bulat semua. Apakah kita bisa menyembut benda itu ‘bulat’? Tentu tidak, kita bisa menyebut bulat karena ada kotak, segitiga, atau yang lain.

Begitu juga pendapat di atas, kalau mereka mengatakan ‘semua’ atau ‘tidak ada’, otomatis pendapat itu akan gugur. Bagaimana kita bisa menyebut ‘semua’ kalau tidak ada ‘sebagian kecil’ atau kata ‘tidak ada’ kalau tanpa kata ‘ada’?

Mungkin maksudnya sebagian besar orang SSA tidak bisa mengubah orientasi seksualnya karena keburu dijemput oleh maut.

7. Apakah orientasi SSA sebuah penyakit?

Di peduli Sahabat kita lebih cocok menyebutnya ‘tidak sesuai dengan fitrahnya’ sebagai laki-laki atau perempuan. Sesuai pengalaman kami hal ini memberi dampak yang positif walau mungkin maksudnya sama. Klien kami merasa lebih diterima sebagai orang yang ingin berubah, bukan sebagai pesakitan.

8. Apakah Oreintasi SSA merupakan bawaan gen atau keturunan?

Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah tentang hal itu yang bisa dijadikan patokan pasti, masih menjadi perdebatan para ilmuwan. Silakan buka di mesin cari dan ketikkan ‘gay gene myth’ atau ‘gay gene hoax’ (tanpa tanda petik).

Klien kami berpijak pada sesuatu yang pasti bahwa lingkungan (pendidikan) yang paling berpengauh dalam pembentukan orientasi seksual. Mereka tidak mau mengambil keputusan dari satu hal yang absurd (belum jelas).

Orang-orang yang beropini bahwa SSA adalah keturunan enggan untuk membuktikan diri di rumah sakit atau penelitian karena takut jika terjadi sebaliknya. Ya, sampai saat ini hanya ‘opini’ tanpa mau membuktikan langsung padahal zaman sudah sedemikian maju.

Itulah kenapa klien SSA di Peduli Sahabat tidak mau ikut ribut soal itu karena SSA dianggap sebagai pemberian (anugerah) berupa ujian keburukan yang harus disikapi dengan kesabaran.

9. Lantas apa penyebab orientasi SSA yang paling kuat atau mendasar?

Terlepas perdebatan soal gay gene , data Peduli Sahabat menunjukkan ada 3 kategori utama pemicu seorang anak balita berbelok arah menjadi SSA, yaitu:

  • Pemaksaan dalam mengambill role model (contoh model). Misalnya seorang anak laki-laki mengambil peran dari ibunya. Pemaksaan ini disebabkan oleh beberapa hal seperti broken home, ketidakharmonisan keluarga, dominasi ibu, dominasi ayah, kekerasan rumah tangga, dll. Sekitar 60% klien kami mengalami ini.
  • Over Protective (terlalu dimanja/dilindungi). Biasanya terjadi pada anak bungsu, tunggal, satu-satunya jenis kelamin dalam keluarga, atau anak istimewa (misalnya paling ganteng atau paling cerdas). Sekitar 30% klien kami mengalami ini.
  • Salah mengambil role model secara sukarela. Berbeda dengan nomor satu, sikon si anak diberi kebebasan memilih model sendiri (biasanya kedua orang tua sibuk kerja dengan materi berlimpah atau anak yatim-piatu). Jadi secara hubungan keluarga harmonis tapi anak-anak dibiarkan memilih model tanpa diberi contoh atau pemberitahuan. Sekitar 10% klien kami mengalami ini

10. Apakah bukan karena trauma jiwa, misalnya pelecahan seksual?

Berdasarkan data kami, itu bukan pemicu tetapi penguatan. Anak sudah berbelok dahulu kemudian dikuatkan dengan berbagai situasi dan kondisi yang mendukungnya. Misalnya pelecahan seksual, bully, pola pengasuhan anak, atau yang lain. Kebanyakan hal ini terjadi di atas balita.

11. Apa indikasi atau ciri-ciri seorang anak atau remaja mempunyai SSA?

Kurang lebih seperti ini saat anak-anak.

  • Indikasi fisik berlawanan dengan jenis kelaminnya, misalnya laki-laki bertingkah laku seperti wanita. Perlu dipahami bahwa dugaan ini hanya 50% saja karena masih ada biseksual, transgender, metroseksual (dewasa), kultur setempat (misalnya orang Solo bicara agak halus).
  • Pilihan karakter berkebalikan dengan jenis kelaminnya sangat dominan. Misalnya laki-laki suka main boneka barbie, berdandan, animasi dengan tokoh perempuan, lagu melankolis, dll.
  • bermain dekat dengan lawan jenis dibandingkan sesama jenis.

12. Apakah itu juga berlaku untuk remaja dan dewasa?

Biasanya saat remaja orang SSA sudah memahami dan berusaha menutupi kekurangan (yang dianggap tidak sesuai norma hetero) tersebut dengan ikut kegiatan yang sesuai. Mulai dari sini biasanya mulai kabur. Orang yang bersangkutan bisa memlilh menyindiri atau sebaliknya aktif di banyak kegiatan.

Hanya saja tetap masih bisa dideteksi jika kita mau mendalami lewat interaksi yang efektif.

13. Bagaimana mencegah anak agar tidak mempunyai SSA?

Dalam islam sudah diajarkan agar anak-anak dididik dengan kasih sayang secukupnya dengan role model yang jelas. Tidak berlebih dan tidak kurang, seimbang. Bisa dibaca dalam buku-buku tentang parenting terutama peran ayah.

Di Indonesia memang peran ayah dalam mendidik anak sangat minim bahkan cenderung menjadi musuh bagi anak-anak. Ayah adalah ‘sesuatu yang menakutkan’ bagi mereka. Lihatlah mulai dari anak-anak, TK, sampai SD sebagian besar pendidik formal perempuan.

Jadi berilah contoh kepada anak-anak bagaimana seorang ayah dan ibu yang baik.

14. Bagaimana jika orang tua tidak lengkap?

Ambillah role model dari keluarga terdekat atau bisa memberi contoh langsung dari tetangga yang harmonis. Anak-anak akan mudah menangkap lewat contoh.

15. Apakah harus dibedakan mainan untuk anak laki-laki dan perempuan?

Kalau hanya sekadar mengenalkan macam-macam mainan dan permainan tidak masalah agar tahu tapi kalau sudah sampai ke pilihan jelaskan dengan bijak apa yang sering laki-laki dan perempuan lakukan. Hal terpenting di sini adalah penjelasan dan contoh.
16. Apakah orang heteroseksual bisa melakukan tindakan homoseksual?

Sangat bisa, contohnya kaum Nabi Luth. Awalnya juga masyarakat umum dengan identitas hetero seperti kaum lainnya. Secara bertahap mereka mencoba tindakan seksual sesama jenis. Akhirnya tindakan itu bahkan merata. Di Peduli Sahabat ada contohnya.

17. Apakah mereka tidak jijik?

Seks sering melupakan batas-batas norma yang seharusnya dijaga umat manusia, terutama laki-laki. banyak laki-laki heteroseksual yang mengambil keuntungan di dunia seks sesama jenis termasuk di dunia LGBT. Contohnya:

  • Terhindar dari kehamilan (bebas dari tuntutan)
  • Tahu sama tahu bagian yang ‘enak’ bagi laki-laki
  • Tidak dicurigai dengan alasan teman satu hobi
  • Mencari kenikmatan seks secara gratis sekaligus materi, secara materi sebagian kaum LGBT termasuk mapan
  • Kalau berpisah aman, karena kalau ada tuntutan akan dicibir masyarakat, dll.

18. Apakah dari kebiasaan itu seorang heteroseksual bisa berubah menjadi SSA?

Bisa
Identitas Sosial

1. Apakah benar ada ‘gay radar’?

Tidak, itu hanya mitos. Kenapa sesama SSA bisa saling mengenali karena ya gestur tubuh dan mimik mukanya menunjukkan itu. Tidak beda dengan laki-laki heteroseksual yang menyukai seorang wanita maka si wanita pasti akan tahu dari gerak-geriknya, tatapan matanya, dll.

Nah begitu juga dengan orang SSA, karena saling mengamati maka akan terdeteksi. Coba Anda lihat di mall-mall kota besar, hal ini mudah dilihat. Kelompok yang sekadar berteman atau memang ada ‘hubungan spesial’, sekali lagi hanya dengan melihat gestur tubuh dan mimik mukanya.
2. Apakah orang dengan SSA otomatis bisa disebut LGBT (lesbian, gay, bisexual, transgender)

Belum tentu. Bedakan antara orientasi seksual dan identitas sosial.

LGBT adalah identitas sosial, semacam penerimaan diri, pencitraan, aktualisasi diri yang hadir sebagai lawan dari identitas hetero. Itulah kenapa kaum LGBT juga ingin diakui eksistensinya seperti kaum hetero seperti persamaan pengakuan di mata masyarakat, persamaan legalisasi pernikahan, dan lain sebagainya.

Nah kalau SSA itu orientasi seksual sesama jenis. Misalnya ada orang yang mempunyai SSA dan pernah melakukan tindakan seks sesama jenis tetapi dia tidak ingin menjadi LGBT maka kita tidak bisa menyebutnya LGBT.

Mudahnya, seorang SSA belum tentu LGBT tapi kalau LGB (Transgender saya sendirikan karena kasus khusus) sudah pasti mempunyai SSA.

Masih banyak orang SSA yang tidak ingin menjadi LGBT, dia ingin hidup secara identitas hetero seperti yang ada dalam agama atau adat setempat.

Di Peduli Sahabat, para SSA ini menganggap bahwa orientasi seks sesama jenis merupakan pemberian (anugerah) Allah sebagai ujian berupa keburukan. Sikap yang diambil adalah sabar dan tetap berusaha hidup di jalan Allah dengan identitas hetero (menikah dengan wanita, punya anak dll) walau dirasa berat.

Sebaliknya kaum LGBT beranggapan bawah SSA adalah pemberian (anugerah) Allah sebagai ujian berupa kebaikan sehingga harus disyukuri dengan jalan menyalurkannya kepada sesama jenis, kalau perlu memperjuangkan hak menikah secara legal.

4. Berarti SSA yang memilih identitas hetero munafik dan membohongi istrinya?

Tidak, karena memang dia menikah atas dasar agama. Bagaimana mungkin orang yang mematuhi agama dikatakan munafik?

Soal cinta itu juga urusan lain, cinta tidak selalu berhubungan dengan orientasi seksual. Banyak klien kami yang mencintai istrinya karena Allah.

5. Peduli Sahabat pro atau kontra LGBT?

Pro dan kontra LGBT sudah jelas secara UU dan agama tapi kita tidak mau membahasnya karena itu urusan masing-masing orang. Kami fokus membantu teman-teman SSA untuk menjalani hidup sesuai perintah agama dan menyesuaikan dengan adat setempat.

Silakan melihat visi dan misi kami agar jelas.


Tentang Peduli Sahabat

1. Peran Peduli Sahabat?Kami mendampingi:

  • Orang non-heteroseskual yang ingin hidup di jalan agama dan adat setempat. Apakah mereka nanti akan berubah orientasi seksualnya itu bukan tujuan utama, hanya efek saja. Tujuan utama mereka bisa hidup secera identitas hetero dan nyaman di jalan agama dan adat setempat.
  • Keluarga (orang tua, anak, saudara kandung) yang bingung menyikapi saat keluarganya ada yang mempunyai SSA.
  • Suami atau istri yang pasangannya mempunyai SSA.

Kami belum bisa mendampingi oreng ketiga karena akan kesusahan menggali data, lewat edukasilah kami mebantu orang ketiga yang curhat tentang teman, sahabat, paman, bibi, dll yang mempunyai SSA.

2. Berapa lama klien didampingi?

Normalnya paling minim 7 bulan, bisa lebih dari itu karena kadang masalah yang dihadapi bukan sekadar orientasi seksual tapi juga hal lain. Seperti kemampuan memahami orang lain, masalah rumah tangga, dll.

Setelah pendampingan selesai klien bisa menjalani hidup sesuai norma agama dan budaya setempat. Perkara orientasi seksual akan berubah atau tidak sudah urusan lain.

3. Bagaimana cara mendaftar menjadi klien PS

Berikut tata cara layanan pendampingan Peduli Sahabat pusat lewat chat FB:

  • Baca dulu semua FILES di grup ini.
  • Sebaiknya membaca buku Anakku Bertanya tentang LGBT (dapat dibeli di tobuk terdekat) agar saat wawancara pendamping PS tidak terlalu capek menjelaskan satu per satu. Ini buku umum – parenting, bebas dibaca siapa saja dan jangat takut dituduh berorientasi non-heteroseksual.
  • Buat id atau akun baru di FB (tidak ada foto atau tautan pornografi) agar aman bagi Anda (takutnya kalau memakai id/akun asli bisa membuka aib karena ini grup umum.Hubungi pendamping kami (untuk sementara ini baru Sinyo) guna meminta kode klien. Kami berusaha online 12 jam sehari tapi mohon maaf kalau sedang tidak di depan PC akan dijadwlkan ulang.
  • Sebutkan kode klien setiap curhat atau wawancara.
  • Sabar, karena pendamping harus melayani banyak pihak. Bisa sekali waktu atau beberapa kali pertemuan sesuai sikon.
  • Ikuti wawancara sampai selesai (maaf kalau pendamping bawel karena memang harus tahu keadaan klien).
  • Ikuti tugas-tugas (selama kurang lebih 7 bulan) hingga selesai, kecuali kasus khusus.
  • Klien harus aktif karena semua ini gratis, kasihan pendamping kalau harus menguber-uber klien 🙂
  • Setelah lulus keberhasilan cita-cita klien diusahakan oleh dirinya sendiri, kami hanya membekali alat-alat di perjalanan menuju cita-cita.
  • Jika cita-cita berhasil, boleh melupakan kami (sangat disarankan untuk keharmonisan rumah tangga) tetapi mohon doakan kami agar selalu eksis. Kalau ingin membantu perjuangan PS harap pastikan aman bagi hubungan keluarga yang dibina. Kalau gagal, ya diocba lagi sampai berhasil ^_^
  • Ingin donasi boleh (sementara memakai rekening pribadi) yang akan dilaporkan setiap bulan di grup Peduli Sahabat (Facebook)
  • Dilarang membagi informasi pribadi (foto, CV, dll) kepada sesama klien atau anggota PS yang umum dengan alasan apa saja. Apalagi sampai bertemu darat kecuali dengan pendamping yang ditunjuk.

4. Bagaimana seorang SSA sudah pernah berhubungan seksual sesama jenis tapi ingin tobat?

Tobat Nasuha, tobat yang sesungguhnya yaitu berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut. Bisa bergabung lewat Peduli Sahabat.

5. Apa perbedaan dan persamaan antara laki-laki dan perempuan SSA?

Laki-laki dan perempuan SSA sama saja karakter dasarnya dengan laki-laki dan perempuan heteroseksual hanya berbeda objek yang dihasrati.

6. Bagaimana cara menumbuhkan cinta ke lawan jenis bagi orang SSA?

Dari data kami bisa dilakukan setelah menikah terutama saat sudah menjalani keluarga yang harmonis apalagi hadirnya buah hati.

kalau yang dimaksud saat masih bujang menumbuhkan hasrat seksual ke lain jenis terus terang susah karena tidak ada tempat praktik. Satu-satunya ya lewat doa agar ditemukan dengan jodoh yang cocok atau nyaman di hati.

7. Bagaimana orang SSA bisa melakukan hubungan dengan lawan jenis kalau tidak tertarik?

Bisa, silakan ikuti pendampingan di Peduli Sahabat.

8. Apakah perlu jujur ttg kondisi SSA pada pasangan, baik yg sudah menikah atau akan menikah?

Saran utama kami sebaiknya tidak usah karena hal itu benteng pertama yang akan menghalangi klien untuk melakukan tindakan seks sesama jenis.

Kecuali situasi khusus karena pasangan sudah paham dunia ini dan siap menerima kenyataan dan yang bersangkutan memang benar-benar yakin tidak akan melakukan tindakan seksual sesama jenis.

Bahaya jika pasangan tahu keadaan yang bersangkutan adalah terjadinya ‘deal’ pemakluman sehingga kurang berhati-hati dalam bertindak.

Semua diserahkan kepada klien dengan segala konsekuensinya.

9. Apakah harus nikah jika masih belum tertarik pada lawan jenis sama sekali?

Sebaiknya begitu karena lewat menikahlah salah satu bantuan terbesar mengubah orientasi seksual.

10. Bagaimana menangani anak yg tahu bahwa ayahnya seorang gay Apakah ada kemungkinan mereka akan balas dendam dengan menjadi gay juga.

Ini harus dijawab per kasus karena umur dan pengetahuan anak sangat berpengaruh. ikut saja pendampingan di PS nanti akan kami masukkan layanan keluarga.

11.Apa saja yang harus dipersiapkan oleh seorang calon istri menjelang pernikahannya dengan seorang calon suami yangg punya SSA?

Ada pendampingan khusus calon pasangan atau pasangan. Kami hanya melayani calon suami SSA yang sudah ikut (mau dengan ikhlas ikut) pendampingan SSA. kami akan dampingi secara bertahap dari dua sisi.

Intinya keduanya harus memahami benar dunia SSA dengan baik.

12. Apakah harus memaafkan orang yang pernah mencabuli saya ketika kecil?

Kejadian masa lalu tidak bisa diubah berkebalikan dengan masa depan yang ada di tangan masing-masing orang. Memaafkan kesalahan orang lain adalah salah satu akhlak terpuji dalam Islam.

13. Apakah seorang SSA yang masuk syurga disana dipasangkan dengan suami or istrinya di dunia or dipasangkan dengan yang didunia cuma bisa ditahan tahan?

Dan orang-orang beriman, berserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan. Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga) dan kami tidak mengurangi sedkitpun pahala amal (kebajikan) mereka.” (QS. Ath Thur: 21).

14. Apakah setelah masalah SSAnya tuntas boleh tetap ‘kontrol’ ke PS?

Curhat atau membantu boleh dengan catatan aman bagi pernikahan yang bersangkutan. Jangan sampai pernikahan yang haromis berantakan gara-gara ingin curhat dan membantu kami.

15. Apa alasan paling banyak seorang SSA memilih identitas sosial hetero?

Keyakinan untuk mengikuti agamanya.

16. Bagaimana meneguhkan niat untuk tetap fokus pada tujuan utama belajar menjadi hetero?

Ingatlah mati.

17. Bagaiaman menyikapi orang dengan kecenderungan biseksual?

Sikapi dengan akhlak mulia, kalau dia terbuka dengan kita maka bantulah, jika dia menutup diri berilah informasi tentang pentingnya mengikuti jalan agama secara tidak langsung.

18. Bagaimana mendeteksi orang SSA kalau dijodohkan?

Selidiki masa kecil dan remaja lewat keluarga, sahabat, atau kerabat dekatnya. Tanya pula teman-teman dekat bagaimana keseharian calon suami.

19. Apakah ada pertanyaaan khusus agar kita bisa membedakan orang SSA atau hetero, terutama kalau kita pacaran?

Ya tanya saja langsung, kamu SSA atau heteroseksual? Berharap saja orangnya jujur 🙂 . Cara terbaik selediki masa lalunya.

20. Bagaimana tafsir tentang hukuman bagi orang yang melakukan tindakan homoseksual?

Hal itu sudah dijelaskan ulama hanya saja perlu beberapa tingkatan untuk mencapai hukumuan terberat. Apalagi di Indonesia bukan negara yang memakai hukum Islam, bahkan kalau memakai hukum Islam sekali pun tentu perlu pengadilan agama dengan saksi-saksi yang cukup serta memadai.
21. Saya ketahuan memiliki SSA oleh orang tua, bagaimana menjelaskan kepada mereka kalau saya bukan LGBT?

Jelaskan semampunya, jika kesulitan hubungi Peduli Sahabat untuk menjelaskan kepada orang tua.

22. Bagaimana saya harus bersikap terhadap teman-teman LGBT yang berpendapat bahwa saya ini sebenarnya hanyalah gay in denial?

Ya cuek saja fokus ke tujuan yang akan dicapai toh hidup ini dijalani masing-masing. Tidak mungkin memaksa orang lain untuk setuju dengan langkah yang kita ambil walau mungkin baik dan sesuai agama.

23. Kenapa sih kok laki bisa suka laki? Apa yg mereka cari? Kan apa yg ada di diri mereka sama?

Macam-macam, bagi mereka yang heteroseksual tetapi melakukan hubungan seks sesama jenis hanya sekadar pemuasan nafsu saja. Mereka yang mencari duit tentu ya demi harta, dan lain sebagainya. Tergantung masing-masing individu termasuk kebutuhan psikologis. Terkadang hubungan seksual yang mungkin terjadi bukan seks itu semata tetapi kepuasan jiwa karena ada sesuatu yang didapatkan pada laki-laki yang disukai.

24. Teman saya baru mengaku kalau dia SSA. Apa yg harus saya lakukan?

Dalami dulu apa yang dia mau, kadang orang SSA butuh teman curhat agar dia terkurangi beban hidupnya. kalau sudah didalami dan tahu apa keinginan yang utama maka arahkan ke jalan Allah.

25. Saya baru mengetahui kalo putra saya menyukai sesama jenis. Sebagai ibunya saya merasa terpukul dan gagal dakam mendidiknya. Apa yang harus saya perbuat?

Pertama jangan panik. Langkah kedua pelajari dunia SSA dengan baik dan bantu dia untuk belajar berubah. Kalau kesulitan bisa menghubungi Peduli Sahabat.

26. Kenapa ada perempuan yang bersikap dan meniru lelaki, apa bisa dikategorikan dia LBGT?

Kalau LGBT atau tidak ya harus ditanya. Nah kalau SSA atau tidak ya harus diselidiki dulu, tidak bisa mengambil kesimpulan hanya dari sikap luar saja.

27. Saya mimpi basah bercinta dengan perempuan, padahal saya perempuan, apa saya punya potensi SSA?

Tergantung intensitas mimpinya, kalau lebih dari satu kali iya berpotensi. Terpenting saat sadar saja karena soal mimpi masih menjadi bahan penilitian yang kadang penuh misteri.

28. Apakah ada makanan tertentu yang bikin jadi SSA?

Setahu kami makanan yang terpapar zat kimia tertantu bisa meningkatkan hormon tertentu tetapi kalau sampai menjadikan seseorang kemudian SSA masih perlu penelitian yang lebih mendalam.

29. Saya ingin mencoba psikoterapi guna mengatasi masalah SSA saya. Bagaimana saya bisa tahu psikolog mana yang sesuai dengan kebutuhan saya?

Para psikolog yang tergabung di Peduli Sahabat, berita dari mulut ke mulut, atau psikolog yang sudah jelas mendukung ke arah agama dengan baik.

30. Apakah benar terlalu alim atau terlalu menghormati wanita misal ibu atau sayang sekali kepada kakak wanita, bisa menjadi sebab hilangnya keingintahuan pada wanita. Akhirnya mengarah ke sesama jenis?

Sudah dijelaskan pembelokan terjadi pada masa balita, kalau ada trauma atau hal psikolgis lain biasanya adalah penguatan. Pertanyaan di atas lebih ke pola asuh yang akan menguatkan pembelokan yang sudah ada.

Peduli Sahabat, 10 juli 2015

Penyusun Sinyo

Diposkan pada tak terkategorisasi

Runtuhnya Teori ‘Gen Gay’


Mumpung rame kembali kasus pelegalan kawin sejenis di US oleh Obama…

Iwan Yuliyanto

…dan Dialog Tentang Indonesia Tanpa Diskriminasi |

Gay

Bismillah…

Jurnal ini tambahan penjelasan tentang runtuhnya teori ‘Gen Gay’ pada jurnal sebelumnya: Kasus Sodomi Anak dan Perilaku Homoseksual Anak.

Berawal dari obrolan dengan Tyas Sarce, pegiat Indonesia Tanpa Diskriminasi (ITD); juga dengan teh Onya Aza, pegiat Anti Sepilis dan Anti LGBT. Saat obrolan sampai bagian tentang fitrah manusia, Tyas Sarce menulis:

Lihat pos aslinya 2.255 kata lagi

Diposkan pada tak terkategorisasi

Aternatif Pengering Alat Bantu Dengar (ABD)


a-1a-2

Sampai saat ini saya belum sempat, belum ada alokasi uang, survei merek belum lengkap, dan masih ragu membeli pengering untuk ABD Nadifa. Dehumidifier atau pengering menggunakan butiran silika ternyata tidak mencukupi buat ABD Nadifa karena produksi keringatnya yang mengerikan. Tidak mau terulang dengan ABD sebelumnya yang sempat berkarat ringan dan bahkan berlumut (berkerak) hijau keputihan pada bagian ulir tempat melekat tubing dan tempat baterai yang memang ada unsur logamnya, maka saya agak “strik” dengan kondisi ABD yang harus selalu kering dan terhindar dari kelembaban.

Dari referensi yang saya baca, pengering ABD yang ideal adalah yang memiliki kemampuan menghilangkan kelembaban yang mikro sekalipun sampai pada onderdil di dalam ABD dan memiliki kemampuan desinfektan/pembunuh kuman dengan cahaya ultraviolet. Namun buat saya yang utama adalah kering, karena dalam kondisi kering kuman tidak bisa hidup. Meskipun memakai pengering ideal, dianjurkan tutup baterai ABD berada dalam kondisi terbuka, ini berfungsi untuk ventilasi atau tempat lewat uap air mikro yang mungkin masih tersisa di dalam ABD, sehingga bisa menguap di udara bebas ketika dalam kondisi pengeringan. Nah, untuk sistem pengering yang tertutup, uap ini justru dapat mengalami kondensasi/pengembunan ketika suhu pengering turun, atau pengering dimatikan, sehingga di sinilah perlunya fungsi penyerap/absorben dari butiran silika yang biasanya berwarna biru. Bila tidak menggunakan silika harusnya pengering mempunyai semacam kipas untuk mendorong uap air tersebut keluar dari ABD dan kotak pengeringnya. Bila tidak, bisa kita bayangkan kalau ternyata uap air masih ada di dalam pengering, seperti kondisi saat kita merebus air, maka uap yang menempel dapat menjadi air kembali dan mengenai ABD dan bisa masuk ke dalamnya, ini justru berbahaya bagi ABD.

Bagi yang masih terkendala dana, kesempatan, dan akses jarak, untuk membeli pengering ABD yang harganya berkisar antara 500 ribu sampai jutaan, bisa menggunakan cara yang masih saya pakai sampai sekarang, dan saya masih terus mengevaluasi cara ini. Misalnya dengan mencari tahu efek samping menggunakan cara ini. Karena sebelumnya saya menggunakan “pengering tanpa modal” yaitu dengan menaruh ABD Nadifa yang lama di atas perangkat elektronik yang sedang ON, seperti receiver TV, namun seorang audiologis melarangnya, entahlah saya juga belum mengerti, apa sebabnya tidak boleh, dugaan saya bisa merusak ABD karena suhunya tidak stabil, bisa menjadi sangat panas, atau mungkin gelombang elektromagnet dari perangkat elektronik tersebut bisa mempengaruhi kerja ABD, yang ini saya belum paham, karena ABD lama Nadifa masih dalam kondisi baik saja.

Audiologis itu pula yang memberitahu saya untuk menggunakan cara sederhana ini bila belum mempunyai pengering standar.

Sebelum menggunakan pengering, sebaiknya ABD yang kelihatan basah oleh keringat atau air bisa dikeringkan terlebih dahulu dengan lap (handuk) atau tisu bersih, ini untuk mempercepat pengeringan dan mengurangi beban kerja pengering. Semua komponen ABD yaitu ABD itu sendiri, tubing, earlmold, baterai, dan receiver FM (bagi yang sudah punya), ikut dikeringkan juga. Bahkan dulu waktu Nadifa masih memakai Kids Clip atau tali penjepit ABD ke pakaian Nadifa, agar tidak lepas dan jatuh di sembarang tempat ABD-nya, juga ikut saya keringkan.

Untuk pengering sederhana ini, saya hanya memerlukan perangkat lampu belajar dengan bola lampu pijar 5 watt (nomor 4), serta wadah untuk menaruh ABD dan baterai (nomor 5). Lebih jelas, perhatikan gambar yang ada. Kondisi dan posisi ABD saat dikeringkan terlihat seperti pada gambar. Baterai dikeluarkan dari ABD (nomor 2), dan tutup tempat baterai ABD dibiarkan terbuka maksimal (nomor 1). Tubing dan earmold tidak perlu dilepas (nomor 3).

Wadah ABD bisa menggunakan bahan apa saja, yang penting bersih dan tidak gampang rusak bila kena panas. Sebaiknya wadah tempat menaruh ABD tersebut diberi alas. Saya menggunakan butiran silika, sisa dari yang tidak termanfaatkan. Bisa juga menggunakan kain perca yang bersih. Bila tidak ada alas pun tidak mengapa, yang penting bersih dari debu dan tidak lengket. Saya sendiri menggunakan wadah ABD-nya dari tempat makanan Nadifa. Sebelumnya saya menggunakan juga wadah yang lebih kecil dari Tupperware. Atau menggunakan wadah dehumidifier ABD sendiri yang dibiarkan terbuka tutupnya. Bahkan saya pernah tidak menggunakan wadah apa pun, ABD digeletakkan saja di atas rak lemari kayu, di bawah sinar lampu 5 watt. Sangat praktis. Tapi cara ini rawan, karena ABD mudah kotor, bisa lengket kena cat kayu tempat ABD ditaruh (nomor 6).

Hal yang penting adalah melakukan survei atau menilai kondisi panas yang dihasilkan oleh lampu 5 watt, serta jarak lampu ke ABD dan wadahnya (nomor 7). Ini penting, jangan sampai terlalu panas karena jarak terlalu dekat atau panasnya kurang karena jarak terlalu jauh. Pada contoh gambar, saya menggunakan lemari tertutup dengan kaca bening. Di awal percobaan dulu, saya senantiasa melihat kondisi ABD, terlalu panas apa tidak, mungkin jaraknya terlalu dekat dengan lampu. Jadi menilainya secara subjektif saja. Perhatikan juga keadaan di sekitar pengering yang mungkin membahayakan. Contoh pada saya ini tidak ideal, karena pengering ditaruh di lemari/rak penyimpanan buku, yang bisa saja menyebabkan kebakaran. Taruhlah ABD dan pengering di tempat yang tinggi, agar tidak mudah terjangkau dan disenggol oleh binatang peliharaan atau orang yang ada di rumah. Kalau memakai rak lemari, taruhlah di bagian paling atas. Seperti contoh, sebaiknya pakailah lemari kaca yang tembus pandang, agar kita bisa tahu kondisi yang terjadi saat pengering bekerja.

Untuk mengukur suhu paparan pada ABD, termometer ruangan sangat dianjurkan (saya hanya menggunakan termometer untuk manusia yang tentu saja kurang valid dan terbatas pengukuran suhunya). Perlu dicatat kestabilan suhu dari beberapa interval waktu dalam sehari, untuk memastikan bahwa tidak terjadi lonjakan suhu yang membahayakan ABD dan lingkungan sekitar, karena kita tidak menggunakan timer atau saklar otomatis maupun pengatur suhu otomatis untuk pengering sederhana ini.

Untuk contoh ini, saya mendapatkan data untuk ABD yang dipakai Nadifa yaitu batas suhu kerja tertinggi ABD adalah 60 derajat celcius. Dari referensi juga, saya memperoleh data kerja alat pengering komersial berkisar di suhu 32-35 derajat celcius, merek pengering lainnya berkisar antara 43-51 derajat celcius. Sehingga dengan acuan ini kita bisa menentukan sendiri suhu paparan dari pengering sederhana menggunakan lampu belajar 5 watt ini, dengan mengatur jarak lampu ke ABD, kepadatan benda lain disekitar ABD (seperti buku yang ada di lemari), dan kondisi tempat pengering: apakah terbuka atau tertutup. Kondisi tertutup tentu lebih stabil suhunya, tapi bisa saja melonjak suhunya, bila ventilasi tidak baik. Silakan dicoba sendiri, syukur-syukur kalau punya alarm peringatan untuk batas suhu pengering ini atau pemutus listrik otomatis untuk lampu bila suhu sudah sudah melewati batas aman.Tapi malah jadi tidak praktis lagi, dan mahal harganya.

Saran saya, tetaplah usahakan pengering ABD ideal dari pabrik, dengan harga yang memang mahal, tapi tidak lebih mahal dari harga ABD anak kita, tentu merupakan suatu investasi yang sangat berharga bagi usia pemakaian ABD anak kita. Gunakan pengering sederhana ini bila memang ada faktor-faktor yang saya sebutkan di atas. Semoga bermanfaat.

Diposkan pada tak terkategorisasi

Menulis jangan pernah mati!


Assalamu’alaikum.

Rencana penutupan fasilitas blogging di situs Multiply.com pada awal Desember 2012 nanti akhirnya memotivasi saya untuk mengaktifkan cadangan akun di situs ini. Tujuh tahun dengan domain gratis memakai nama http://subhanallahu.multiply.com telah cukup banyak memberikan pengajaran berarti bagi diri pribadi. Dan akhirnya saya juga memastikan agar aktifitas menulis bisa tetap berlanjut dengan aman dan nyaman dengan membeli domain dot com dari WordPress dan juga menggunakan server dan sekaligus content management system yang sama. Yah, spontan saja dan sekadar cari mudahnya saja. Tidak mau ribet karena tujuan utamanya adalah untuk menulis, menulis pengalaman sehari-hari, merekam momen-momen penting (emang ada yang ga penting…?) dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan lingkungan, serta sebagai wahana jualan ide saya dan juga (mungkin, siapa tahu) jualan barang, hehehe… Semoga bisa bertemu dengan teman-teman lama dan teman-teman baru juga. Happy Blogging!!

Diposkan pada tak terkategorisasi

Rifka Annisa | Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan


http://rifka-annisa.or.id

Link bagus tentang pendampingan perempuan. Banyak memuat cerita-cerita memilukan. Contohnya:

Korban Inces Tak Membenci Pelakunya, Bagaimana Menghadapinya?

SUDAH diketahui luas bahwa pelaku pemerkosaan adalah mereka yang memiliki hubungan dekat dengan korban, kedekatan korban dengan pelaku kerap membuat persoalan menjadi kompleks.

Kasus:
“SALAM sejahtera, Saya ingin membagi kesedihan yang saat ini saya alami karena tidak tahu lagi harus bicara dengan siapa. Mengadukan hal ini kepada keluarga besar saya? Wow… jangan berharap dukungan yang saya dapatkan, paling banter hanya omelan dan cemoohan karena saya dianggap tidak mampu mendidik anak dan suami.
Ibu yang baik, saya adalah ibu dari tiga anak yang sedang menginjak remaja. Saat ini saya menikah untuk kedua kalinya dengan seorang duda tanpa anak. Pernikahan kedua saya ini telah berlangsung tiga tahun. Pada awalnya saya merasakan kebahagiaan tiada tara karena melihat suami dan anak saya hidup rukun dan bahkan sangat akrab. Dari ketiga anak saya, yang nomor dua, M, adalah yang paling dekat dengan bapak tirinya. Mereka sering berangkat bareng. Tak jarang suami saya menjemput M di sekolahnya. Bagi saya, suami saya adalah bapak tiri yang sangat sempurna untuk anak-anak saya.

Namun, saya bagai disambar geledek di siang bolong saat bulan lalu anak saya menghilang. Beberapa hari sebelum hilangnya M, kebetulan saya bertengkar hebat dengan M. Saya mencurigai dia tengah hamil. Dia mengelak tuduhan saya dan malah menuduh saya tidak lagi sayang kepada dia. Menghilangnya dia menguatkan dugaan saya. Sungguh Bu, saya kira semula yang melakukannya adalah teman sekolahnya. Ternyata yang melakukan perbuatan bejat itu tak lain adalah suami saya. Saya langsung lemas dan rasanya seperti gila. Saya mengetahuinya dari M sendiri yang beberapa hari lalu memutuskan kembali ke rumah. Suami saya sendiri saat ini menghilang.

Bu, saya bingung apa yang mesti saya lakukan saat suami saya kembali nanti. Saya tidak ingin menerima kembali lagi dia di dalam rumah kami. Tetapi, kalau dia menggugat haknya sebagai suami dan ayah bagaimana? Tambah pusing lagi karena M bersikap sebaliknya. Dia berharap ayah tirinya bisa kembali ke rumah dan apa yang dilakukan ayah tirinya sama sekali tidak menyakitinya. Aduh Bu, tolong saya. Mohon bantuan betul Bu karena saya rasanya stres dengan masalah ini.”

(Ibu R di J)

Jawaban:
• Ibu R, kami turut prihatin dengan masalah yang sedang Ibu hadapi. Terima kasih atas kepercayaan Ibu dan semoga kami bisa menjadi kawan dalam memecahkan masalah ini.
Kami tahu bagaimana perasaan Ibu saat ini, namun kami harap Ibu tetap tabah dan dapat berpikir jernih di dalam memecahkan masalah ini.

Masalah yang Ibu hadapi adalah masalah kekerasan dalam rumah tangga di mana korbannya biasanya tidak selalu tunggal. Dalam kasus ini tidak hanya M yang menjadi korban, namun Ibu juga adalah salah satu korbannya. Tetapi, barangkali masalahl M saat ini menjadi prioritas mengingat M telah mengalami apa yang disebut dengan inses.
Ibu R, inses adalah hubungan seksual yang dilakukan ayah kandung, ayah tiri, kakek, paman, saudara laki-laki, atau laki-laki lain di dalam keluarga yang tidak memiliki hubungan darah, namun telah diterima dan dipercaya sepenuhnya oleh keluarga.

Pelaku biasanya mempunyai posisi lebih tinggi dan dominan dari korban, namun dipercaya korban. Tak jarang pelaku adalah orang yang disayangi dan dijadikan panutan korban sehingga dalam beberapa kasus, korban cenderung menyerah terhadap inisiatif seksual mereka tanpa melawan.

Dalam kasus lainnya, korban inses merasa takut kepada pelaku karena ia adalah orang yang punya pengaruh penting dalam keluarga, misalnya, sebagai tulang punggung keluarga atau figur yang menjamin keamanan keluarga. Kadang inses juga terjadi dengan menggunakan cara-cara pemaksaan atau ancaman dan tekanan seperti menakut-nakuti, namun bisa juga menggunakan bujukan dengan imbalan tertentu.

Dalam rentang kasus kekerasan seksual, inses ini menempati urutan tertinggi dalam hal dampak yang ditimbulkan pada korban karena biasanya terjadi tindakan seksual yang dilakukan terjadi secara berulang dan dapat berlangsung dalam waktu lama (bertahun-tahun).

Ibu mungkin bingung menghadapi sikap anak Ibu. M terkesan “baik- baik” saja, bahkan mengharap ayahnya pulang dan tidak ada keberatan atas apa yang dialaminya. Berdasarkan pengalaman kami di Rifka Annisa dalam mendampingi korban kasus-kasus inses, ini menunjukkan beberapa hal penting.

Pertama, sikap yang ditunjukkan M adalah salah satu efek dari inses yang dialaminya. Apabila anak merasa terlalu sakit atau tekanan emosinya sangat kuat, anak-anak berusaha mengingkari perasaan sakit tersebut (denial). M melakukan hal tersebut sebagai suatu bentuk mekanisme pertahanan dirinya setelah peristiwa yang menyakitinya.
Kedua, kasus inses terjadi karena pelaku (ayah tiri M) lihai memanipulasi M melalui paksaan, ancaman, bujukan, atau penyuapan. Kondisi M yang belum matang secara kognisi, emosi, maupun seksual dimanfaatkan untuk melaksanakan niatnya. Ini mengingatkan kita apa yang dikatakan Oprah Winfrey dalam salah satu episode acaranya bahwa “Adalah menjadi tanggung jawab orang dewasa untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan anak meskipun anak itu sendiri yang menghendakinya”.

Inilah yang disebut sebagai statutatory rape. Karena bagaimanapun anak belum cukup matang dalam mengambil keputusan semacam ini, maka tanggung jawab untuk mengendalikan agar anak terhindar dari perbuatan tersebut ada pada orang dewasa dan bukannya justru memanfaatkan keluguan anak dalam hal seksualitas itu. Dengan demikian, dalam kasus ini sesungguhnya M tidak bersalah dan ayah tiri M-lah yang bertanggung jawab 100 persen atas peristiwa ini.
Ketiga, beberapa korban inses tidak menunjukkan adanya gangguan kejiwaan serius setelah sekian lama mengalami peristiwa itu, namun sangat mungkin mereka mengalami penundaan atas kemunculan gejala itu. Artinya, gejala kejiwaan serius baru muncul setelah mereka dewasa.

Sayangnya Ibu tidak memberitahukan berapa usia M. Tetapi, merujuk pada banyak studi tentang inses dan pengalaman kami sendiri, bisa jadi M belum merasakan dampaknya saat ini karena belum cukup sadar dan tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Meski demikian, Ibu harus mendukung M untuk mempersiapkan diri apabila hal itu terjadi.
Berkaitan dengan suami Ibu, apa yang dilakukannya telah melanggar Pasal 81 Undang-Undang Perlindungan Anak tentang tindakan pemaksaan melakukan persetubuhan dengan anak. Suami ibu diancam dengan pidana maksimal 15 tahun penjara. Perbuatan suami ibu juga melanggar Pasal 294 KUHP tentang Pencabulan serta Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tangga Pasal 46,47, dan 48. Ibu dapat melaporkan kepada polisi untuk kemudian memprosesnya.

Ibu R, yang dibutuhkan M saat ini adalah dukungan dan perhatian Ibu. Coba Ibu fokuskan diri pada kebutuhan-kebutuhan M, agar stres yang Ibu alami berkurang. Karena anak tidak bisa memutus sendiri atas kekerasan yang dialaminya, maka tidak cukup bagi kita dengan hanya mendengarkan cerita mereka. Kewajiban kita untuk belajar, memberi perhatian, dan mengatakan sesuatu untuk memberi dukungan kepada anak kita. Jika Ibu merasa kesulitan, banyak layanan dari beberapa lembaga yang menyediakan bantuan konseling bagi anak korban kekerasan seksual. Jika domisili Ibu adalah di Yogyakarta, Ibu dapat menghubungi Rifka Annisa. Salam.

Sumber: dari rubrik Konsultasi, http://rifka-annisa.or.id/go/korban-inces-tak-membenci-pelakunya-bagaimana-menghadapinya/