Diposkan pada keuangan, syariah

Saatnya take over untuk menurunkan beban utang di bank


Mimpi untuk mengurangi utang akhirnya dekat juga di depan mata. Ya, meski pun utang pembiayaan rumah kami tinggal 3,5 tahun lagi. Namun karena istri saya juga minjam lagi untuk memperluas dan renovasi rumah, jadinya utang itu semakin besar saja.
Harapan itu akhirnya akan segera datang setelah istri menemani temannya untuk mengambil pembiayaan KPR di sebuah bank syariah. Ternyata margin (keuntungan penjualan) dari pihak bank sudah sangat turun sekarang ini. Entahlah apakah ini akibat rupiah menguat atau faktor lainnya.
Empat tahun lalu saya mengambil pembiayaan di sebuah bank syariah yang berbeda dengan punya istri. Waktu itu dikenai margin hampir 9 persen. Sedang sekarang bank tersebut ternyata sudah turun margin penjualannya menjadi 6%-an.
Istri saya punya ide untuk pengalihan pinjaman atau istilahnya take over. Setelah dihitung-hitung. Bisa terjadi penghematan sebesar 1 jutaan rupiah cicilan per bulan! bisa lebih kalau jangka waktu utang kita perpanjang. Tapi kami berpikir yang paling optimal saja, dimana kita tidak terlalu lelah menyicil dan masih bisa menabung lebih banyak.
Kalau akhirnya ini bisa kami selesaikan, maka nanti (semoga proses ini bisa lancar dalam 2 minggu ini) utang kami (saya dan istri) secara total bisa berkurang hampir 40 juta! (saya hemat 18 jutaan, istri hemat 20 jutaan). Persis seperti yang saya omongkan di http://medilubis.multiply.com/journal/item/446/Menuju-rumah-impian
Jadi saran saya buat teman-teman yang masih punya utang di bank, mari manfaatkan kesempatan ini.
Gambar dari sini
Iklan

91 tanggapan untuk “Saatnya take over untuk menurunkan beban utang di bank

  1. saya sih baru survey di BPD S, Mandiri S, dan BNI S. Ternyata masih tetap paling murah/rendah marginnya di BNI S, tempat saya berutang. Bingung juga sayanya… hahaha…

  2. Makasi pak dok infonya.. Kebetulan kpr kemaren di bni, jadi mungkin lebi mudah ya kalo pindah bni syariah.. Atau sama aja? Atau lebih susah? Ah entahlah hehehe

  3. sama-sama Mba…

    sebenarnya selain perbedaan margin yang lebih rendah itu, saya diuntungkan karena dari awal di bank syariah…

    bisa baca di komentar saya di http://medilubis.multiply.com/journal/item/446/Menuju-rumah-impian

    Saya malah dapat keuntungan di syariah dapat korting cuma bayar pokok plus 1 kali margin berjalan bila dilunasi sebelum jatuh tempo (sebelum waktu perjanjian utang berakhir)

    dan komentar dari Mba Medi mengenai bank konve:

    bank konvesional malah gak bisa kalau mau lunasi bakalan dikenakan penalti sekian persen dari harga rumah.

    Nah, di coba saja, ya klo engga bisa pun, minimal dapat keuntungan dari menikmati margin yang lebih rendah…

  4. o, iya postingan beliau hanya sebatas kontak ya… 😀

    ok saya kopas komen saya di sana…
    ———————————————————-

    Saya malah dapat keuntungan di syariah, dapat korting cuma bayar pokok plus 1 kali margin berjalan. Padahal masih 3,5 tahun lagi.

    Utang saya kira-kira masih 47 juta. Lalu saya berniat melunasinya. Saya cuma bayar 29 jutaan. Karena cuma bayar sisa pokok ditambah 1 kali margin bank bulan berjalan. Nah, bank syariah memang memberikan kemudahan pelunasan pokok saja.

    saya sebenarnya ga melunasi dengan uang saya sendiri loh, ya itu pake talangan dulu, nanti kan juga turun dari bank yang lain, kita ambil keuntungan karena marginnya sudah turun saja, sehingga cicilan jadi jauh lebih ringan, kita bisa nabung lebih banyak…

    bahkan klo kita tidak ada uangpun ya kita minta bank yang mau melakukan take over yang akan menalanginya…

    klo dihitung akhirnya, nanti kami (semoga proses ini bisa lancar dalam 2 minggu ini) utang kami (saya dan istri) secara total bisa berkurang hampir 40 juta! (saya hemat 18 jutaan, istri hemat 20 jutaan)

    nah, cicilan fluktuatif setelah beberapa tahun flat itu (pada bank konve) sangat tidak menguntungkan dan penuh ketidakpastian menurut saya, bisa jadi cicilan lebih tinggi kan (meski kita tidak berharap), karena tetap dinilai berdasarkan fluktuasi suku bunganya BI, sehingga total utang kita malah jadi bertambah besar, salah satu teman saya telah membuktikan…
    ———————————————————-

    Iya, mba survey selengkapnya dan seditel mungkin termasuk biaya-biaya tambahan, hati-hati juga dengan biaya tambahan ini, sering tak terduga besarnya… 😀

  5. mestinya sih bisa Mba, cuma sih kadang klo kita jujur mau take over, kabarnya ada juga bank tempat kita utang menolak diambil alih, meski saya ga menjumpainya kemarin…

    saya menyiasati dengan berlagak, mau melunasi sisa utang saya tanpa bilang klo mau take over… nah, setelah saya lihat ternyata situasi kondusif, lalu saya tanya juga klo take over gimana, ternyata ya sama aja, mereka ga peduli menutup utang itu dari uang sendiri atau dana talangan/take over tadi…

    entahlah dengan bank konve…

    urutannya begini saja (sesuai yang kami lakukan kemarin:
    – tentukan kepastian berapa sisa utang kita klo dilunasi saat bulan kita survey, untuk bulan depannya jelas akan berbeda lagi…
    – lalu kita datangi bank lain yang mau rencana untuk men-take over-i utang kita, lalu kita tanya syarat-syaratnya. Syaratnya sebagian besar sama dengan waktu pengajuan utang baru kok…

    bank yang men-take over senang-senang saja klo kita mau alih utang ke mereka, mungkin yang nanti bisa ada masalah yang di bank tempat kita utang pertama kali…

    Nah, klo saya milih BNI S, karena dari hasil survey 3 bank, memang paling rendah marginnya meski cuma terpaut 20 ribuan rupian untuk cicilan per bulannya untuk nominal yang sama. Lalu pertimbangan lain karena saya sudah pernah utang (ya utang ini sih…), biasanya untuk utang selanjutnya jadi lebih mudah…

  6. wah, besar yak marginnya.. 😀

    biaya tambahan jelas ada Mba, di Mandiri S kami dapatkan info dari CS-nya sekitar 7% dari total utang yang mau diambil (bukan dari total utang yang mau ditake over saja, maksudnya dari utang baru untuk take over kita bisa sekalian tambah utang kok misal untuk tambahan biaya renovasi, hehe….)

    klo kami perkirakan dari total utang yang akan kami ambil administrasi sekitar 5 jutaan…

    selengkapnya biaya tambahan meliputi: biaya pemindahan KPR bank lama ke KPR bank baru seperti biaya provisi, biaya notaris, biaya appraisal dan biaya administrasi. Kami juga belum survey yang di BNI S… mungkin sudah tidak sama lagi waktu saya utang dulu…

  7. iya, Mba, issu bank s merugikan sebenarnya ga bener… apalagi klo semakin banyak yang berpartispasi di bank s, tentu saja akan semakin kuat bersaing dengan bank konve 😀

  8. beberapa bank saya search di google ada yang bebas biaya take over, tapi entahlah saya masih percaya sama bank-bank yang track recordnya juga jelas… 😀

    yesss! i love bni s! *dapat hadiah ga ya dari bni s? hahaha…

  9. hhmmm…yg ini sepertinya bakalan agak susah, mengingat skrg bukan karyawan lagi, setoran tiap tgl 1-nya enggak spt dulu yg ajeg sekian rupiah
    banyak kenalan yg secara ekonomi lebih mapan dari karyawan, tapi untuk pengambilan hutang, bank lebih percaya pada karyawan yg punya penghasilan bulanan tetap 🙂

  10. Sesama bank syariah? Setau saya, tidak diperbolehkan suatu bank syariah mengtakeover nasabah dari bank syariah lainnya. Kalo dari bank konven, boleh. Karena prinsipnya membantu nasabah berhijrah ke bank syariah.

    Saya kurang paham apakah ketentuan ini terkait fiqh halal-haram atau sekedar etika pasar dalam Islam. Atau malah terkait keduanya. Yang pasti, di bank tempat saya bekerja selalu ditekankan untuk tidak menerima take over dari sesama bank syariah.

    Wallohu a'lam.

  11. entahlah Mas, yang jelas itu memudahkan 🙂

    makanya saya ga pake talangan, yang di BNI S saya lunasi dulu. Trus rencana buka utang lagi untuk take over punya istri…

  12. susahnya pake minta SIP dan tetek bengek, jadi saya bilang aja saya karyawan swasta kok… lumayanlah… 😀

    engga, kartu kredit minta yang paling kecil aja kok… aneh aja deh…

  13. hihihi dimana2 juga gitu mas..apalagi klo kita lancar..pasti akan dimudahin proses pengajuan tambahan.. nggak bakalan dilepas 🙂

    saya dengar2 di bris katanya lebih murah. saya jadi bingung bener apa nggak. tapi klo bisa diusahakan ambil KPR di BSM aja mas..*promosi deh :))

  14. Kalau BNI.S, produk IB Griya Hasanahnya emang champion product bagi bank ini. Kompetitif marginnya. 5 tahun, 6.24%, 10 tahun 7.57, 15 tahun 8.91. Sistemnya flat anuitas. Kalo mau psjt, nilai pelunasan adalah sisa pokok + margin bulan berjalan + biaya adm 15 rb.

  15. Kalau BNI.S, produk IB Griya Hasanahnya emang champion product bagi bank ini. Kompetitif marginnya. 5 tahun, 6.24%, 10 tahun 7.57, 15 tahun 8.91. Sistemnya flat anuitas. Kalo mau psjt, nilai pelunasan adalah sisa pokok + margin bulan berjalan + biaya adm 15 rb.

  16. wah, kayaknya bener nih di BRI lebih rendah yah… mau survey lagi ah… 😀

    ya, nanti dilihatlah, klo mereka lebih sulit ya kembali ke BNIS deh…

    di BSM udah survey, lebih mahal dikit 😀

  17. psjt=pelunasan sebelum jatuh tempo (istilah baru di saya, tahunya poas survey kemarin)

    iya, kemarin sudah tanya, ada biaya penutupan rekening 15 ribu, dan tercantum juga di dalam akad awal kok…

    tadi saya googling yang BRI.S tahun 2011 saja margin 5 tahunnya udah 6,24, sepertinya tahun inilebih rendah, nanti disurvey lagi deh… 😀

    makasih infonya

  18. kan nyari yang mudah ngejualnya mas? tapi klo ngingat status BNIS dan BSM..selalu mendingan ditempat lama..aaah udah mas aaah jadi ngebahas masalah kerjaan :))

    *lagi galau euy 😀

  19. alhamdulillah, bisa mengurangi beban ya pak… mmg sbg debitur/mudharib, hrs jeli dan peduli dlm menghitung kewajiban dan kemungkinan2 sprt ini.
    mmg keuntungan di bank syariah ya seperti itu, saat pelunasan sblm waktunya, lbh ringan, beda dg konven, jumlah pokoknya akan tetap besar, krn slama waktu berjalan, biaya cicilan kita diposting untuk bunga terlebih dahulu. pedih banget deh…

  20. baru mudeng setelah baca replyanya.
    Aku ambil akad KPR desember kemarin di Niaga Syariah kena margin 12%dari harga rumah pembiayaan 10tahun . Nah teman saya selisih akad satu bulan (Januari 2012) sudah kena margin 13% :((. Kalo baru2 gini bisa gak ya take over gitu ?

  21. konfirmasi buat mbak tintin…margin 11% per tahun

    btw ribet gak sih ngurus take over.. kayaknya mesti punya modal dulu yah buat bayar adm,asuransi sama notaris

    eh jadi mas wid tuh minjem uang ke BNIs buat ngelunasin cicilan KPR? jadi judulnya utang ke BNIs itu bukan take over KPR yah tapi kredit uang dan jaminannya rumah yang dah dilunasin itu? #ramudeng

  22. Teman saya KPR di bank yg kemudian bank tsb ditengah jalan dilikuidasi,tahun brapa itu ya saat likuidasi masal abis krismon dlu? harusnya cicilannya sudah diatur di take over ke bank swasta lainnya, tapi ntah kenapa saat akan melanjutkan cicilan kebank baru yg di tunjuk itu, datanya ngga ada di bank itu, akhirnya se komplek ngga bisa nyicil & sertifikat rumahnya jg ntah dimana susah melacaknya.Ya sudah akhirnya se komplek sampai sekarang ngga ada yg bayar, dapet rumah gratis tapi ngga ada sertifikat.untung atau rugi ya klo gini? *komplek bukit ra*le*ia sawangan depok*

  23. gini…

    utang saya di BNI.S istri di BPD.S

    rencana take over sementara antara BSM dan BNI.S, menunggu survey ke BRI.S

    klo ternyata jadinya take over ke BNI.S, tentu utang saya yang di BNI.S harus saya lunasi dulu kan? lucu klo masih utang, kok utangnya di take over sama bank-nya sendiri

    sedang klo tidak ke BNI.S, tidak perlu dana talangan dulu untuk melunasi utang saya sebenarnya, kan bisa langsung nanti di take over oleh bank-nya.

    jadi setelah utang di BNI.S lunas, saya mau mengajukan take over untuk utang istri dari BPD.S ke BNI.S (itu klo diterima loh, baru BSM yang menyatakan bisa, karena yang lain belum kami tanyakan).
    Selain take over punya istri, karena ketika melunasi utang saya yang di BNI.S, uangnya juga hasil pinjaman dari kantor (saya ga punya uang, hehe…), maka tentu saja kami akan meminta tambahan utang dengan menggunakan pengajuan dana renovasi rumah yang sedang berjalan yang kurang mengecat saja. Kebetulan sudah ada RAB-nya, nah kelebihan utang ini nanti juga untuk menutupi dana talangan yang saya pinjam dari kantor. Makanya saya berharap bisa selesai sebelum akhir bulan ini, biar ga kena penalti dari kantor, haha…

    take over ini kan istilah lainnya gali lobang tutup lobang, hahaha….

  24. nah, makanya yang di BNI.S harus saya lunasi dulu klo mau minta BNI.S yang take over, karena jaminan sertifikat dan IMB kan masih di BNI.S, karena syarat take over sama persis dengan pengajuan utang baru.

  25. rugi Mba klo baru, karena nilai pokoknya kan masih besar, klo usul saya tetap nabung, syukur-syukur nabung emas deh, nanti di masa depan sekitar 5 tahun lagi sudah bisa buat nutupi sisa utangnya…

  26. kalau hasil survey aku untuk yg syariah emang BNI juara, tapi aku malah gak ada masukin. Yang syariah ada lolos di Mandiri tapi biaya adminnya katanya mahal kali. Ntar kepastiannya nungguin rincian biaya dari mereka dulu…

  27. kalau hasil survey aku untuk yg syariah emang BNI juara, tapi aku malah gak ada masukin. Yang syariah ada lolos di Mandiri tapi biaya adminnya katanya mahal kali. Ntar kepastiannya nungguin rincian biaya dari mereka dulu…

  28. boleh aja sih kak..
    asal kk siap dengan bayar lagi biaya Adm dan asuransi lagi.
    memang salah satu keuntungan di bank syariah adalah kita nggak perlu lagi bayar margin sampai lunas atau pinalti 5% bila pelunasan di percepat. tapi coba kk hitung2 lagi keuntungan kk bila take over

  29. Assalaamualaikum
    thankz mas Wid..ulasannya sangat menarik coz dah agak lama juga saya kepengen mindahin KPR antar bank syariah tp bbrp bank syariah yang saya tanya jawabannya “gak bisa”. Boleh tau gak ya bank yang syariah apa yang bisa ? coz kl saya bandingkan margin sekarang dengan margin dulu pas saya ambil ( 4,5 tahun yang lalu) selisihnya lumayan jauh disamping ada rencana buat renovasi juga…. thankz infonya ya
    tanyatanya

    1. Wa’alaikummussalam Mas Achmad,
      Memang take over antar bank syariah oleh beberapa bank syariah tidak diperbolehkan, mungkin istilah take over ini dipakai agar ada ada peralihan dari bank konvensional ke bank syariah, semacam strategi marketing juga menurut saya.

      Namun akhirnya kami pada waktu itu bisa juga take over yaitu di BSM. Selama survey dulu itu kami berkesimpulan BSM-lah yang paling memudahkan birokrasinya. Ya, ini pengalaman kami di BSM di daerah kami, entahlah kalau di tempat lain.

      1. thankz infonya…saya juga pernah dengar kalau BSM bisa tapi memang belum nanya detail langsung ke sana… oh ya kl refinancing syariah ada gak ya ? thank infonya ya

  30. assalamwalaikum pak widodo.saya dan istri masing2 py utang di sebuah bank bpd yang sama.kami berdua terpaksa berhutang utk bgn rumah karena masing2 instansi tmpt bkerja membatasi jmlh kredit pegawainya .sya berencana ingin take over utang kami ke bni/bri yg lebih ringan suku bunganya.karena setelah dihitung2 kami sgt rugi dlm hal bunga.saya berencana ingin pinjam dr bank lain dan melunaskan hutang kami masing2 di bank tsb sehingga hutang kami mjdi satu di bank lain.mohon saran bpk widodo dan syrat take over hutang antar bank bagaimana caranya.terimakasih

    1. untuk syarat take over biasanya sama dengan syarat pengajuan utang/kredit pak, saya sekarang belum sempat update lagi mengenai take over utang, bapak bisa langsung datang ke bank terkait.

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.