Hayooo, siapa yang suka ngorok tidurnya, ngakulah…hehehe. Jujur saja, aku sekali-kali juga suka ngorok (mendengkur/snoring) kok, kadang juga ngelindur ga jelas :-b Itu kata istriku. Tapi sekali-sekali loh…
Nah, ini aku mau cerita. Ketika i’tikaf di masjid tadi malam, mendadak tidurku terbangun oleh “alarm” dengkuran yang amat keras. Ga tahu berapa desibel sih, yang jelas berisik bangetlah, harusnya kan bangun jam 3 sesuai kesepakatan dan sudah distel di alarm handset.
Ternyata seorang teman yang mendengkur sangat keras itu, wah udah deh aku ga bisa tidur, lalu aku sholat bentar, terus lihat itu orang yang masih mendengkur, kesal juga sebenarnya, enak-enak pake selimut hangat, keliatannya asyik banget ga peduli orang lain terganggu, hahaha… Sebenarnya bukan dia aja yang mendengkur, banyak yang lain tapi ga begitu keras. Nah teman yang satu ini ada keanehan, aku perhatikan sekitar 10-15 detik ga bernapas, atau kadang dadanya bergerak-gerak ketahan, tapi ga kelihatan keluar napasnya. Lalu tiba-tiba dia kesedak atau kebatuk dan megap-megap alias tersengal-sengal napasnya, lalu normal kembali, terus ngorok lagi, tertahan lagi napasnya 10-20 detikan, begitu seterusnya, dan sepertinya dia tidak menyadarinya. Lalu aku iseng nyiram beberapa tetes air kemasan gelas ke wajahnya, langsung gelagapan itu orang, ga tau sadar atau engga, yang jelas tidur lagi, hehehe….
Nah, setelah subuhan, aku datangi dia, dan menerangkan kalau dia punya tanda-tanda penyakit berbahaya yaitu SLEEP APNEA atau henti napas waktu tidur. Kita bahas saja jenis henti napas yang sering terjadi yaitu jenis sumbatan atau obstruktif jalan napas.
Cara menilai apakah kamu cenderung menderita henti napas waktu tidur (Modifikasi dari Snore Score punya American Sleep Apnea Association), jawablah pertanyaan berikut:
1. Kamu seorang yang keras suara ngoroknya dan/atau teratur ga ngoroknya?
2. Pernah ga kamu merasa terkesiap/terkejut atau berhenti bernapas waktu tidur?
3. Kamu bangun dengan rasa lelah atau mengantuk ga? atau bangun dengan sakit kepala ga?
4. Sering ga kamu merasa letoy atau loyo selain waktu tidur?
5. Kamu tertidur ga waktu lagi duduk, lagi baca, lagi nonton, atau lagi nyetir?
6. Sering ga kamu punya masalah dengan daya ingat atau konsentrasi?
Beberapa pertanyaan di atas bisa kamu ketahui dengan meminta observasi dari orang lain atau kamu rekam sendiri kegiatan tidurmu dengan kamera video 😀
Lebih OK lagi bila kamu tes di RS dengan menggunakan alat yang namanya Polisomnografi, nanti aktifitas tidurmu direkam oleh suatu alat yang terhubung dengan komputer.
Selanjutnya kamu bisa menyimpulkan dari menjawab pertanyaan di atas. Bila kamu memiliki satu atau lebih gejala-gejala ini maka kamu berisiko lebih tinggi untuk mengalami sumbatan napas waktu tidur. Bahasa kerennya OSA = Obstructive Sleep Apnea. Hati-hati juga bagi kamu yang kelebihan berat badan, memiliki leher yang besar (hehehe, Mike Tyson nih…), dan/atau memiliki tekanan darah tinggi, maka risiko terkena OSA akan meningkat lebih tinggi.
OK, itu dulu aja, aku lagi banyak pasien nih… panjang kalau semuanya dimuat di sini :-b Untuk singkatnya bila ada gejala tersebut di atas sebaiknya datangi dokter spesialis saraf, THT-KL, atau paru-paru. Lain-lainnya bisa ditanyakan di kolom komentar jurnal ini, aku jawab sebisanya deh, atau klo ga sabar ya baca sendiri ya direferensi berikut, hehe….
Pic dari sini
Referensi lanjut bisa di baca di Snore Score, di Sleep Apnea, di Wiki, di Sleep Apnea Index, dan di Gangguan Tidur Bisa Menyebabkan Kematian
sorry yah belum dicopy-kan tulisannya…sabar… 🙂
*sabar…
saya sih tidak merasa mengorok, tapi kata ambu kadang kalo tidur saya mengorok… 🙂
Kalo ngiler? Hahaha…
harus hati-hati juga tuh mas…
xixixixi…
OK, udah rampung, silakan dibaca 🙂
Yang jelas kalo tidur kagak boleh telentang.
Apalagi telengergaji!
Huuaaa haaa haaa!
sekarang coba mas Edo yang njagain istrinya, ngorok juga ato engga…hahaha…
waktu kecil itu Pak, eh, kadang juga ding, klo mimpi dan posisi tidur tertentu, hahaha…
ini ga nelen tang Pak, tapi nelen lidah sendiri :-b
Alhamdulillah aku enggak ngorok.
bener? udah direkam?
belum sih tapi keluarga ga pernah mengeluh kalo saya tidur.
Kadang ngorok sih
aku gak ngorok (sering ngerekam aktivitas tidur), tapi aku menyadari dulu sering gak bisa nafas, ternyata karna sinusku, dan solusinya kalau tidur selalu pake bantal, akhirnya acara bobo lancar jayaaaaa 😀
alhamdulillah aku bebas dari ngorok 😀
Beberapa gejala di atas ada pd suamiku..pernah malam2 terbangun sambil megang dada, lututnya lemes..trs lg ngapain jg gampang tidur, diajak bicara baru 2 menit, diliat udh ke alam lain alias tidur..jd ngeri
aneh jg, hahahhaaa…..
bahayanya apa ya gangguan spt itu bagi org tsb? *nyodorin mic ke dokter*
aku ngorok kalo pas capek banget – kadang2 (kata suami saya yg dengerin)
ga tau deh, yg jelas kl tidur susah bangunya… heee
(obatnya apa Dok?)
ok, baguslah klo tidak
klo ngorok “normal” tidak ada tanda-tanda lainnya, sepertinya OK aja 🙂
hehe, berarti banyak lendirnya itu yang mengalir ke jalan napas 🙂
OK deh yang penting ga bebas (supaya) ngorok kan…haha…
Berrati udah masuk kriteria sleep apnea tuh mba Enung… sebaiknya periksa ke dokter untuk mementukan tingkat keparahan dan rencana terapinya.
*ngambil mic*
ehem! ehem… begini…
pada keadaan henti napas itu jelas kadar oksigen darah menurun dan karbondioksida meningkat, bagi orang yang ada gangguan lain bisa menyebabkan kematian mendadak seperti serangan jantung dan stroke. Sedang bahaya lanjutnya ya saat dalam keadaan bangun, seperti pertanyaan2 yang aku sebutkan di atas, menyebabkan kurang konsentrasi, banyak kecelakaan lalu lintas karena ganngguan tidur ini.
Bahaya lainnya: klo tidurnya bareng partner/istri ya pasangan juga kena imbasnya, ga bisa tidur nyenyak, ya bahaya juga dong.. bisa sampai cerai, haha…
iya, seringnya begitu sih, klo dalam keadaan capek, berbagai ondedril di sekitar saluran pernapasan terkesan lebih 'rileks”
tapi ngoroknya paling cuma sebentar, kalau sudah fase tidur dalam sudah ga ngorok… jadi sebenarnya ngorok itu bukan tidur yang nyenyak sebagaimana persepsi kita selama ini…
tfs dok
relatif itu mas, susah bangunnya ditelusuri dahulu apa memang kelainan atau memang mas yang tidurnya telat, lingkungan eksternal, dsb…
Klo memang tidak ada sebab lain, obat kalo susah bangun ya disiram pake air, huahaha….
ss, mba Indah 🙂
Wow, adik iparku gugat cerai suami gara2 ga bisa istirahat, swaminya ga tidur aja nafasnya bunyi ,aplg pas lg tidur…:-D
wahahahaaa… bener tuh
hehehe…. sementara bisa pake alat yang namanya CPAP = Continuous Positive Airway Pressure, aku pernah tanya, harga yang paling murah setahuku waktu ikut seminar dan lihat barangnya sekitar 2 juta, mirip ventilator kecil yang biasa dipake di ICU, tapi cuma dipake melalui masker di hidung dan mulut pada waktu tidur. Bisa baca di http://www.sleepapnea.org/resources/pubs/cpap.htm
dan di http://sleepclinicjakarta.tblog.com/post/1970100399
aku kalo ngorok sih ngga *blm pernah ada complain dr teman sekamar*,Kalo rhinitis lagi kambuh,bangun tidur nyaris seperti ga tidur.
Tidur yang kagol seringkali jg menyebabkan pusing ketika bangun.
termasuk sleep Apnea jugakah,Mas?
termasuk sih, yang penting kan ada sumbatan, apa pun itu…
sama dok, saya jg suka keganggu sama suara orang kl lg bersenandung (ngorok.com)….btw katanya kl lg lelah bgt orang jg bisa ngorok ya dok?
iya, bisa, soalnya “onderdil” disekitar tenggorokan menjadi lebih rileks dan lebih mudah “jatuh” ke arah belakang tenggorokan sehingga menyebabkan ngorok…
tulisan yg sdh lama,, sy mo tanya nih moga Pak Dokter berkenan menjawab. Ihsan, anakku dr usia satu tahunan tidurnya mendengkur halus, dan sering batpil, bahkan usia 20 bulanan, klo tidur sering terbangun, wkt itu kita berkesimpulan mgkn krn pilek jd hidung tersumbat dan susah napas. stlh periksa ke THT ternyata adenoid dan tonsilnya besar sekali, disarankan utk diangkat, akhirnya pd usia 25 bln adenoid dan tonsil dibersihkan. stlh operasi mmg jarang batpil, tp bunyi napas smapai saat ini mjd kenceng spt org asma dan dengkuran pd saat tidur keras spt org dewasa, apakah OSA jg bs menyerang balita?
OSA bisa mengenai siapa saja, karena prinsipnya ada semacam sumbatan pada jalan napas,
klo pada asma sebenarnya bunyinya berbeda yaitu suara mengi/ngik-ngik (wheezing), saat akhir hembusan napas, dan suara itu keluar dari saluran napas bagian bawah yaitu percabangan paru/bronkus yang menyempit…
bunyi napas yang terjadi pada Ihsan kemungkinan besar adalah stridor yaitu suara nafas kasar yang disebabkan karena adanya turbulensi aliran udara karena adanya sumbatan di saluran nafas bagian atas, yaitu daerah laring, faring, dan orofaring.
Nah, kelenjar adenoid dan tonsil terletak di daerah tersebut, yang memungkinkan ini akibat operasi tonsilektomi tadi. Memang ada risiko stridor, apakah kurang bersih operasinya sehingga masih ada sisa jaringan yang “menggantung” atau risiko dari penggunaaan alat bantu napas yang dimasukkan saat operasi. Untuk lebih memastikan perlu diperiksa lebih lanjut ke dokter THT.
terimakasih dok,, atas penjelasannya. mmg stlh operasi, wkt itu di RSCM, dokter pernah menyampaikan klo operasinya 'belum bersih' tp tdk memberikan penjelasan utk dampaknya dan kami keburu pindah ke Bandung.
di Bdg, kami pernah ke THT di RSHS utk konsultasi,, he,,he,, sayang wkt ketemu dokter, beliau hanya memeriksa standar dan menyimpulkan sbg alergi.
duuhh,, pdhl sy sdh menceritakan klo Ihsan br menjalani operasi tonsil dan adenoid
bahkan sblm terdetek di THT, krn pilek terus2an Ihsan bolak balik di poli imunologi tumbuh kembang anak, tes alergi yg pake jarum kanan kiri..