Diposkan pada dokter

Hehehe, dapat "pujian" dari pasien


GR juga nih (dikit sih…), habis…, seorang mahasiswi nanya ke aku:

“Sebelum kerja di sini di mana lagi, Dok?”
“Aku ndoble, eh, triple ding… di xxx dan di zzz”
“Mmm…kok kayaknya dokter beda ya, sama yang lain…?”
“O, iya, memang…jelas beda dong…” (masih ga ngeh…)
“Angkatan berapa, Dok?”
“Angkatan 98”
“Jadi…, kelahiran…80”
“Bukan, 79”
“O, iya, Dok, beda gitu, klo dokter lain…ditanya cuma jawab: “ya..ya..mmm”, tapi kalau dokter engga, jelas gitu…” (hehehe, di sini aku GR abisss)
“O, iya, benar, aku juga ngerasa begitu di sini, aku memang beda kok..hehehe”

Kemudian aku jelaskan ke dia:
“Ya, gimana ya mba, kan aku juga sering bingung kalau dapat pasien dari dokter lain, waktu ditanya: “kemarin dokternya ngasih obat apa, diagnosisnya apa, hasil foto dan lab-nya apa?”, walah pada bengong juga ga tau begitu…, nah, aku kan jadi ngerasa, gimana klo itu kita yang sebagai dokternya…?

Jadi, memang, akhirnya aku buktikan sendiri, mengapa dokter ga suka banyak bicara (silakan di klik link-nya).

Jadi pilihannya kembali kepada kita, aku, sebagai dokter yang butuh banyak belajar dan menularkan pengetahuan kepada pasien, bukan membuat pasien menjadi semakin bodoh dan bisa terus diperdaya oleh dokter yang suka diam…hmmmm… 🙂

Catatan: Aku bilang juga ke mbak-nya, “Ya, tapi kalo pasien ramai banget, terpaksa aku ga bisa ngomong banyak mba, kasihan kan yang mengantri…”

Gambar di comot dari sini

44 tanggapan untuk “Hehehe, dapat "pujian" dari pasien

  1. Pak dokter Dodo pancen Oce…hehehe
    btw aku pernah nanya ma dokter….
    “dok..kalo semua orang punya medial record…kan enak ya..jadi kalo orang itu periksa ke dokter mana aja..kan bisa ketahuan..historynya”
    jawabnya malah rada kurang seneng..”kan ada disini”…nggak nyambung nih dokter….

  2. setuju banget… kayanya problem umum ya buat kita 🙂 apalagi di RS saya banyak mendapat 'limpahan' pasien expat dan perusahaan yang super..super 'rese' dan menuntut pandai berkelit lidah, walaupun maksudnya menyalahkan tapi mikir tujuh keliling gimana cara ngejelasinnya.

    But…. ada satu artikel yang emmbuat saya senang, disitu dikatakan itulah bedanya praktik kedokteran di luar negeri dan indo, kuncinya komunikasi, dan kata sumber tersebut … dokter2 muda sekarang justru lebih komunikatif daripada dokter-dokter yang senior … ehhehe semoga salah :p

    btw, salam kenal….

  3. jaman dulu mungkin yg “laku” dokter yg ga banyak omong >> tampang sangar >> cuma megang2 dikit tanpa PF >> kasi obat..
    *emang dukun??*

    jaman sekarang???
    mungkin pasien lebih mbutuhkan dokter yg bisa diajak konsultasi dan curha.t..
    hmm, membuktikan masyarakat indo makin maju ga sih pak?

  4. beberapa minggu lalu malah aku dapat pasien yang justru minta di PF (Pemeriksaan Fisik), padahal pasiennya sedang banyak dan sebenarnya keluhannya bisa dieksplor dengan anamnesis/wawancara saja, yah…untuk menyenang pasien jadilah harus dituruti juga 🙂

  5. tergantung banget, aku kan moody juga orangnya. Bisa cuma kurang dari 1 menit, bisa sampai 1/2 jam, haha… ya rata-rata 3-5 menit untuk antrian 30-50 pasien per shift per dokternya…

  6. disini 15 menit, jk pasien byk diamnya maka dokternya yg akan menanyakan, “apakah ada yg mau ditanyakan/konsultasikan?”. Kalo gak ada jg ya udah , pulang.

Tinggalkan Balasan ke Widodo Wirawan Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.