Kanker hingga kini menjadi pembunuh nomor satu di dunia dan Indonesia. Berbagai upaya medis ditempuh untuk menaklukkannya, salah satunya dengan listrik statis berdaya rendah. Dalam uji coba, teknik ini bisa menyembuhkan tiga kasus kanker stadium lanjut.
Kanker atau tumor terbentuk akibat mutasi gen yang tak terkendali sehingga menjadi sel yang tidak diperlukan tubuh. Pertumbuhan kanker dapat berlangsung beberapa bulan hingga tahunan.
Selama ini, kanker sangat sulit dibasmi karena mekanisme kerja molekulernya yang rumit sehingga mampu menyebar atau bermetastatis ke bagian tubuh lain.
Berbeda dari sel normal, sel kanker dapat terus tumbuh atau bereplikasi. Sel kanker juga mampu menginvasi jaringan di sekitarnya dan membentuk anak sebar.
Karena sifatnya itu, beberapa obat antikanker dikembangkan, antara lain berdasarkan aktivitas molekuler dari sel kanker itu.
Selain itu, pada terapi banyak dilakukan pengangkatan jaringan kanker dikombinasi dengan kemoterapi. Namun, cara ini sering kali menimbulkan efek samping negatif, antara lain matinya sel normal pada tubuh dan meningkatnya keganasan sel itu.
Tahun lalu, pakar tomografi, Warsito Purwo Taruno, menemukan cara baru menaklukkan kanker, yaitu dengan medan listrik statis yang disebut electrical capacitance volume tomography (ECVT).
Di bidang medis, aplikasi teknologi tomografi yang dikenalkan tahun 1972 masih sebatas untuk pencitraan organ tiga dimensi. Namun, teknik ini mencapai pengembangan yang signifikan di tangan Warsito, doktor lulusan Universitas Shizuoka, Jepang.
Dalam kurun waktu 10 tahun sejak 1988, tomografi dapat dikembangkan dari yang semula dua dimensi statis menjadi dinamis. Lalu, dalam program postdoktoral di Ohio University selama lima tahun hingga 2003, Warsito berhasil menciptakan tomografi tiga dimensi yang statis dan dinamis.
Kembali ke Tanah Air, mulai tahun 2010, Warsito, yang kini staf ahli khusus Menristek, menerapkannya untuk terapi kanker. Menurut dia, ECVT dapat membunuh sel kanker melalui pancaran listrik statis yang terpancar secara terus-menerus. Gelombang listrik ini dapat mengganggu proses pembelahan sel kanker hingga menghancurkannya.
Hal ini telah dibuktikan melalui penelitiannya di laboratorium Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Percobaan pada sel kanker menunjukkan, ECVT dapat mematikan 30 persen sel kanker dalam waktu tiga hari.
Uji terbatas
Tahap selanjutnya, Warsito merancang prototipe untuk terapi kanker payudara. Alat terapi kanker payudara terdiri dari satu set pakaian menyerupai baju senam atau kutang dan satu panel kontrol elektronik yang terhubung ke elektroda.
Dalam pakaian berbahan khusus ini dipasang dua kutub elektroda yang ditempatkan di antara lokasi tumor atau kanker yang menjadi target. Elektroda tersebut dialiri listrik oleh panel kontrol elektronik berupa kotak kecil yang berisi baterai.
Dalam kondisi aktif, elektroda positif di satu sisi akan memancarkan gelombang listrik magnet yang kemudian ditangkap elektroda negatif di sisi lainnya. Pancaran gelombang listrik ini membentuk medan listrik di antara dua katoda. Karena berada di antara dua kutub elektroda itu, kanker akan terpengaruh oleh medan listrik itu.
Apa yang terjadi jika tumor dipengaruhi gelombang listrik statis itu? “Gelombang listrik ini akan memengaruhi pembelahan kromosom sel. Akibatnya, sel tumor itu tidak membelah, malah hancur,” ujarnya.
Sejak Mei 2010
Terapi kanker dengan sistem listrik statis mulai dikembangkan pada Mei 2010. Alat ini telah diterapkan pada Juni 2010 untuk terapi kanker payudara stadiun empat yang telah bermetastasis atau menyebar ke kelenjar limpa.
Pasien bersangkutan bahkan telah divonis hanya dapat bertahan selama dua tahun. Untuk menangani kanker, pasien harus menjalani kemoterapi sembilan kali dalam setahun. Terapi ini sangat memberatkan karena sekali perawatan menelan biaya hingga Rp 28 juta. Namun, dengan terapi listrik statis ini, dalam waktu sebulan hasilnya telah negatif.
Alat ini juga telah menyembuhkan pasien kanker nesofarink stadium tiga setelah menjalani perawatan selama tiga bulan. Untuk itu, dirancang penutup kepala dan wajah. Pasien kanker rahim stadium 2-3 juga dapat disembuhkan. Untuk pasien ini dibuat pakaian berelektroda berupa celana dalam.
Dengan menggunakan pakaian yang dilengkapi elektroda pemancar gelombang listrik itu, terapi listrik statis bisa terfokus. Listriknya menggunakan arus tak langsung dan berdaya rendah, hanya 9 volt, dan dengan frekuensi antara 50 kilohertz dan 5 megahertz.
Teknik ini memiliki kelebihan lain, yaitu kecepatan pemindaiannya hanya memakan waktu seperseratus detik.
Terapi dengan alat ini berlangsung selama 24 jam nonstop selama sebulan hingga tiga bulan. Adapun untuk pencegahan, pemakaiannya delapan jam sehari.
Uji klinis
Keberhasilan Warsito dan timnya di Edwar Technology menyembuhkan tiga kasus kanker itu mendapat sambutan dari India, yang menawarkan kerja sama dalam melakukan uji klinis di Negeri Gajah itu.
Untuk uji coba itu disediakan 1.000 relawan. Langkah ini akan mengarah pada perolehan sertifikat dari Food and Drug Agency (FDA). “Jika sertifikat ini dapat diperoleh, akan terbuka aplikasi sistem terapi kanker ini di seluruh dunia,” ujarnya. Jika berhasil, tahun depan India memesan 100.000 unit.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, menurut Warsito, harus dilakukan diagnosis kondisi tumor atau kanker, antara lain lokasi dan ukurannya. Dari hasil diagnosis itu baru didesain alat, posisi elektroda, dan komputasi optimal medan listrik yang akan dibangkitkan untuk mematikan kanker. Untuk itu, Warsito dan timnya tengah mengembangkan sistem diagnosis kanker dengan sistem yang sama berbasis tomografi.
Oleh YUNI IKAWATI dari http://health.kompas.com/read/2011/08/26/06353017/Gempur.Kanker.dengan.Listrik.Statis
tapi masalahe gelombang elektromagnet kuwi berefek ke sel sehat enggak mas?
setahu saya tidak
pernah liat beritanya jg di TV, tp knpa ya sel kanker itu jahil bgt, tiap ditemukan obatnya, ngga lama kmdian jd ngga manjur lg,jdnya klo sdh di vonis kena kanker seolah2 tggal tggu waktu. mdh2an kali ini dg listrik statis sel kankernya kapok.
putra indonesia… hebat euy…
iya, Mba, mudah2an kapok 🙂
apalagi alat ini murah, disewakan 1-5 juta sampai sembuh.
putra indonesia yang tak diakui oleh negaranya sendiri, terbukti paten penemuan beliau sebelumnya ada di luar negeri semua…
nggak heran
kalau ntar satu hari
berbondong2 orang (kaya) indonesia
mengobati kankernya pake methode Mas Warsito ini,
di satu RS di Singapore.
iya Pak, tentang penemuan Pak Warsito ini ada yang posting di milis dokter indonesia yang saya ikuti, malah banyaknya ditanggapi negatif, ya apalagi klo bukan oleh dokter sendiri, atau di beberapa artikel saya baca ahli kanker dari RS kanker terkenal di Jakarta pun meragukan kemanjuran teknologi tersebut. Itulah orang kita senangnya mencaci-maki, takut lahan kerjaan tersaingi… bukannya membantu agar teknologi itu benar-benar bisa terbukti kemanjurannnya dan bisa diterapkan secara massal di negara kita.
membaca berita penemuan ini saya sedikit menyesal telat mengetahuinya karena sekitar sebulan lalu ibu seorang perawat di tempat saya meninggal karena kanker otak, meski pun sudah di operasi 2 kali yang menghabiskan dana lebih dari 100 juta.
Mas Wid, info ttg ilmuwan Warsito Purwo Taruno ini saya share di komen dalam jurnalku ya. Jurnal yg membahas tentang rendahnya paten di Indonesia.
http://fightforfreedom.multiply.com/journal/item/79/Dalam_Jumlah_Paten_Internasional_Indonesia-pun_Sangat_Jauh_Tertinggal
Terimakasih.
Info tentang pengobatan kanker ini langsung saya bookmarked. Memang sangat penting.
silakan Pak, dengan senang hati informasi bisa tersebar seluas-luasnya 🙂
bagi saya sendiri juga sangat penting Pak, buat info ke teman, keluarga, rekan kerja saya yang sedang bingung menghadapi kanker. Tadi juga dokter teman saya langsung telepon keluarganya di bogor untuk menginfokan ini… namanya juga usaha… unutk alamat lab Pak Warsito silakan googling.
Saya pikir mas Wid jualan alatnya……:D…..info ini sangat berharga,tapi baru koma ya…banyak info lanjutan yg harus saya gali…:-)
hehe, info ini berguna banget buat saya sendiri, ya utnutk diteruskan ke yang membutuhkan, iya, ini baru koma, belum final…
pasti mahal..
mending akupressure aja
engga, cuma 1-5 juta sewa alat sampai kanker sembuh….
bisa buat miom juga gak ya?
aku kemarin keguguran karena ada miomnya
terus terang saya ga tahu Mba, si penemu alat ini baru mengindikasi untuk kanker ganas…
ok terimakasih
Dok, 1,5 juta itu sewa ya ? Bukannya beli ? Saya hasil cek up terakhir untuk usg abdomen, rontgen thorax dan ca 15-3 semuanya normal, kira-kira masih perlu alat itu tidak ya ? Saya khawatir kalo kanker saya kambuh lagi…
sewa… cukup dimonitoring dulu aja ke dokter dulu dan cek berkala untuk setiap parameternya, jadi ga perlu dulu pake alat itu…
Oh ya Dok, terimakasih. (www.failasufah01.wordpress.com. Numpang promo blog saya ya Dok.. :))
Alat ini dapat saya temukan dimana ya? Thanks
di tangerang, silakan cek di google…