Becak!!
Dua suku kata ini melekat amat dalam di memoriku. Bukan apa-apa, melainkan transportas ajaib itu juga sempat mengisi relung hati terdalamku, :-b
Waktu kecilku di Kota Bengkalis (kota yang sekarang katanya termasuk salah satu kota kaya dan tercepat perkembangannya), sering banget menggunakan becak. Yah, becak di sana memang beda dikit dengan becak di Jogja. Kalo di Jogja kan supirnya ada di belakang penumpang, nah kalau di sana supirnya ada di samping. Klo supir di depan? mungkin cuma di Cina kali yaa, tapi itu seprtinya bukan jenis becak karena tidak dikayuh dengan kaki, tapi ditarik langsung oleh supirnya (secara aku sering lihat film Jet Lee..hehehe).
Cuma pas dah dewasa gini…kok ada rasa iba dan segan yang mendalam ketika harus "terpaksa" menaiki becak….
Iya, kalau terpaksa saja aku naik becak, bukan karena mahal dan lambatnya sih, tapi karena ga tega dengan pak supirnya yang bersimbah peluh dan ngos-ngosan 😦 Apalagi klo di Jogja kan supirnya ada di belakang, jadi seperti gimana gitu….
Pernah aku terpaksa naik becak, karena ga ada transport lain menuju suatu pedalaman, wah…wah…pak supirnya "mesakke" (kasihan). Udah jalanannya ga rata, naik turun, pake becek lagi… 😦 sebagai orang yang masih berperikebecakan :-b tentu aku turun dong, mengiringi tukang becak sampai jalannya mulus, bahkan harus membantu mendorong ketika jalanan mendaki…hehehe
Nah, berbicara pelestarian becak (terinspirasi oleh salah satu tulisan di Harian Kedaulatan Rakyat), ….aku pikir memang harus begitu. Di Jakarta saja ada pelestarian bajaj (yaa, maksudnya perlahan dikonversi menjadi bajaj berbahan bakar gas). Begitu juga seharusnya dengan becak, apalagi kalo ada jaminan kesejahteraan bagi supir becak oleh pemerintah, misalnya supir becak di gaji oleh pemerintah daerah (seperti supir bis trans Jakarta), tentu saja harus ditentukan trayeknya: mencakup batas jarak tempuh dan jurusannya, bobot penumpang, ketentuan tips/bonus, dan rotasi supir dan becaknya. Selain itu kalo becak lebih seragam wujudnya dan lebih "bersih", misal diciptakan becak dari fiber glass, dengan ban tubeless, plus gear switcher, hehehe…
Ya, pokoknya aku dukunglah pelestaian becak di Jogjkarta ini 😀
Ada yang ingat lagu tentang becak??? (itu loh yang liriknya digubah oleh mahasiswa kalau lagi demonstrasi…)
Klo aku ingatnya: "Abang tukang becak…mari dong kemari…aku mau beli…loh..!!"
pic dari
sini
harusnya dikasih jalur khusus buat becak,,, biar yg laen ga macet.. becaknya juga aman…
yahhh such becakway…^___^ *ngimpi*
Kak dokter,,, entar kalo menang lombanya adeknya ditraktir lho 😛
aku dukung pelestarian becak. Tapi lebih enak becak Medan, pengemudi dan penumpang bersisian, ada becak dayung, ada becak mesin yang sekarang di Medan populer sbg. betor (becak bermotor)
harusnya gitu yah Za… 😀
klo juara 1 loh..hehehe..
Iya Rel, memang lebih baik "image" becak dengan supir dan penumpang bersebelahan, tidak terkesan membedakan status 🙂
kalo becak di Jakarta, malah bikin macet kali ya mas Wid 😀
kalau gw bilang sih lestarikan dunk, tapi cukup di area2 tertentu aja semisalnya perumahan….., gw jg jaman SD dulu dilangganin tukang beca oleh Nyokap gw, dengan demikian, pulang pergi ada yang anter jemput…hihihihhihi.
SMG becaknya malah mau digusur..hikkksss
duh jangan ampe ilang dong becak..wajib dilestarikan tuh..
aku kalopulang harus wajib kudu naek beca ama delman/andong…:))
mas wid, siapa tuh yang di becak? 😀
becak itu mengandung nafas nostalgic….
hehehehe. mungkin karena di jogja kali yah 😀
sekalian mas wid ditambah velg racing 21 "sama NOS, nah gaul deh becaknya…tapi nariknya malah tambah susah, velg racing segede gitu yg ada tukang becaknnya pingsan…. :))
iya ya Pak… 😦 sebenarnya kan yang menyebabkan macet itu alat transportasi setelah adanya becak kan…
daerah wisata juga kali ya mba Sis…
Kasihaan si abng becak…. 😦
Iya Bu…tapi memang kesejahteraan mereka harus diperhatikan oleh pemerintah agar tidak punah.
Ga tau Mas…mungkin finalis "gadis becak" hehehe
Iya mba..jelas itu… 😀
huehehe…bisa aja Rik….hahaha
Kemaren baru aja ngeliat becak di pusat kotanya Heidelberg. Yang narik cowok bule. Kata temanku yang kebetulan lagi barengan naik bis, di Munchen (Munich) kalau musim panas gini juga sering ada becak yang ada tulisannya "Solo Berseri" dll. Ngimpor dari Indonesia kali ye 🙂 Sorry, OOT banget sih.
Anyway, aku setuju dengan ide peningkatan kesejahteraan penarik becak. Tapi kalau pelestarian becak kok aku malah mikir kasihan sama tukang becaknya. Apa gak mendingan si abang becak dikasih skill lain dan diganti becaknya dengan kendaraan lain yang lebih manusiawi tapi tetep mereka yang narik gitu?
Haruuuus!:D Fans berat becak, nih;D
haah serius mbak? dulu pas world cup sih emg byk gitu "becak" di Muenchen, tapi byk ditempeli banner2 perusahaan sponsor world cup, trus juga trayeknya tertentu cuman seputaran psat kota ke Allianz arena or ke Olympia Sturm
klo untuk meningkatkan daya tarik wisatawan kan bagus….tinggal dibuat aja secara profesional (ngomong sih gampang…hehehe)
😀
Walaah bener ato nggaknya aku juga gak yakin. Itu kata temanku yang kebetulan lagi naik bis bareng dan ngeliat bule narik becak di Bismarckplatz-nya Heidelberg. Kata dia emang yang di Muenchen trayeknya tertentu dan mahal. Temanku gak bilang sih apa itu hanya pas jaman WM atau sekarang masih ada.
Hmm… asyik membahas tentang becak,… pelestarian becak!?? trus nanti tukang becak nya mau di kemanakan?? pemerintah yang menggaji tukang becak??? lagi lagi pemerintah!!! dah terlalu banyak hal yang melibatkan pemerintah!! kalau pemerintah terlibat, pasti lah korupsi!!! apa kalian tidak sadar bila pemerintah menangani semuanya, korupsi malah merajalela…. udah lah jangan melibatkan pemerintah!!! aku rasa ujung pangkal dari semua ini adalah pendidikan!! tanah Indonesia….. tanah ibupertiwi segitu kaya nya, masak gak kuat memberi free education sampee SMA kepada rakyat nya!!? dilaut banyak ikan, bahan baku terdapat dimana mana, karet, kayu, nickle, timah, tembaga, emas dan Indonesia adalah salah satu negara OPEC!!! pagar jadi tanaman, batu berdaun….. tanah ibu pertiwi begitu subur nya, tapi rakyat nya begitu gersang…. sangat eronis bukan?? dari pada menyalahkan atau menuding sana sini…. marilah kita sama sama membangun negara indonesia yang jujur! mencari pemimpin yang jujur…. pemimpin yang akan mengutamakan Rakyat Indonesia, dan syarat untuk menjadi pemimpin….. tidak harus mengutamakan agama…. misal harus Islam yang bisa jadi pejabat tinggi….. dan harus suku tertentu yang bisa menjadi pejabat tinggi!!! kita harus meninggalkan pemikiran yang seperti itu!!! agama tidak akan menjamin seseorang untuk menjadi jujur!! untuk menjadi pemimpin yang jujur, kita harus memilih nya berdasarkan pendidikannya…. kepribadiannya…. tanpa harus menilai agama nya…. ras…. suku …… gender….. kenyataan nya banyak rakyat Indonesia yang pinter pinter…. kenapa tidak dicari misal nya…. achli ekonomi dari UI misal nya….. atau ITB…. atau orang orang yang bener2 ngetop / jujur ditempatkan di pemerintahan untuk membangun negara Indonesia….. Oh well…… bila agama ikut campur ngurusin negara, urusannya akan tambah rumit!!!! coba lihat kembali sejarah dunia…. perang yang terbesar didunia pasti akan melibatkan agama!!! ………….Oppp, aku lebih baik diam, takut nanti kalau dituduh PKI atau menghina kewibawaan pemerintah hehehe……. adios!
Haruuuuuuuus…kendaraan favo saya…..
Mudah2an mereka ga tergerus zaman, o, ya, pas kopdar bukber kemarin kita ketemu driver becak terkenal, Mas Harry Van Jogja…
Oh..yg di posting Gotrek (ohtrie) ya?
mungkin mba, aku liatnya malah di Gatra/Detik yang dipost oleh teman kontak lain…
o, mas Otri juga posting tentang bukber ya, hehe…aku blum liat….