Perjalanan menuju ke Bojonegoro termasuk perjalanan yang melelahkan karena diperkirakan kami akan sampai sekitar pukul 2-3 dini hari. Seharusnya perjalanan bisa ditempuh dalam waktu 5-6 jam saja, tetapi kami tidak mau mengambil risiko, melalui jalur biasa, via Ngawi yang juga sedang kebanjiran. Sehingga jalur teraman kami ambil sesuai dengan informan lokal, melewati Jombang dan Lamongan. Benar saja, kami sampai di perbatasan Bojonegoro sekitar pukul 3 Sabtu dinihari. Kami putuskan untuk istirahat sebentar dan sholat subuh. Sekitar pukul 1/2 7 kami sudah memasuki posko bersama di Kantor Radar (Jawa Pos) Bojonegoro.
Luar biasa!! Sepanjang perjalanan di Bojonegoro, kami diperlihatkan dengan pemandangan yang jarang ditemukan, suasana banjir dengan lingkungan yang semrawut serta sejumlah besar tempat pengungsian dan kemacetan lalu lintas. Banjir di Bojonegoro memang meliputi sekitar 70% dari seluruh luas wilayahnya, bahkan parahnya lagi justru daerah kota lumpuh total karena juga ketiban banjir, akibatnya sejumlah pelayanan umum tidak dapat beroperasi.
Aku dan timku serta teman-teman relawan dari daerah lain bahu-membahu berusaha meringankan beban yang sedang dipikul oleh warga Bojonegoro. Walau pun tentu saja tidak bisa mencakup seluruh wilayah, tetapi kami berharap segera ada pihak-pihak lain yang turut berpartisipasi meringankan beban saudara-saudara kita.
Banyak sekali yang ingin aku ceritakan ke teman-teman MP, namun sepertinya foto-foto yang tersaji di album lebih bisa mengilustrasikan bagaimana sesungguhnya keadaan di Bojonegoro. Kami berada di Bojonegoro sampai Kamis malam, 3 Januari 2008, dan sampai kembali di Jogja sekitar pukul 6 pagi. Ada rencana untuk mengirimkan kembali bantuan ke Bojonegoro. Karena, dari sisi kesehatan, justru permasalahan terbesar adalah penyakit-penyakit yang timbul setelah banjir surut. Untuk itu kami masih menerima kebaikan teman-teman sekalian untuk menyumbangkan kelebihan harta buat mereka. Kebutuhan mendesak pasca banjir adalah obat-obatan, terutama obat penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan, dan diare.
Rekapan sumbangan melalui teman-teman MP yang masuk ke tangan kami dan penggunaannya (menyusul) bisa dipantau di sini. Terima kasih.
—————————————————————————————————————————————-
Tambahan: karena dokumentasi Bojonegoro cukup banyak, maka aku klasifikasikan aja deh per album, karena berat waktu diload…
Klasifikasinya sebagai berikut aja (silakan klik linknya)
Semoga Allah SWT membalas budi baik kalian. Amin.
Bagaimana keadaan terakhir disana Do? Kapan Dodo mau kesana lagi?
Alhamdulillah sudah mulai surut Bun, mungkin aku ga ke sana lagi, Bun, tapi masih ada pengiriman bantuan atau mungkin ada tim lain (masih aku carikan yang mau berangkat lagi)
turut mendokan smoga Allah selalu mmberi jalan keluar terbaik..
amiin…
semoga saudara2 kita bisa melalui cobaan ini dengan sabar….
amiin ya Allah…
Dulu aku juga berangkat bareng MER-C ke Bojonegoro dan Lamongan… ngeri juga melihat sawah berubah jadi danau… sayangnya kami ga lama di sana…
ini Richard angkatan 2000??
Yup… bener banget mas… hehehehe. Abis namanya “subhanallah” aku mana kenal, klo “Widodo Wirawan” aku baru kenal.
Btw, gimana S2 di IKM-nya mas? Sekarang kerja di mana?
Aku di Bintaro, kerja di http://www.little-tycoon.com, tapi blum lulus dokternya… hqhqhq
🙂 dah lama ga jumpa, aku “keluar dari kerja di IKM” sekarang jadi pegawai tetap di sebuah RS Swasta, nyambi di klinik universitas. S2-ku mah molor nih 🙂 maklum…keasikan kerja…