ceritanya begini, sekitar pukul 16.30, aku mendadak migren sebelah kanan saat on duty di emergency unit, aku sadar ini pasti akibat aku ga sahur dan kurang masukan cairan malam sebelumnya, trus mulai gliyeng/limbung, keringat dingin dan pengen muntah alias mual. Padahal pasien emergency tumben lagi banyak-banyaknya, bisa dibayangkan kan…akhirnya aku selesaikan saja periksa pasien secepatnya sambil memaksakan berwajah tetap ramah dan tersenyum, mungkin malah kelihatan meringis…bayangin ada pasien sesak napas pada saat itu seperti orang tenggelam, segera aku beri instruksi obat aja secepatnya, syukurlah ga lama langsung sembuh… trus diawal-awal aku mulai migren, ada pesan penjemputan pasien di jembatan timbang truk, ternyata itu pasien seorang supir truk dari surabaya, dan sudah meninggal dan adiknya yang menemani tidak tahu klo dia sudah meninggal, dan dia kira hanya masuk angin biasa, dan terus saja dikerokin, padahal petugas dinas perhubungan menduga itu supir sudah ga bernapas… 😦
Jelas saja, saat masuk UGD di RS-ku, perawat memberi kode ke aku klo pasien sudah lepas nyawanya alias death on arrival disingkat DoA (yah… tinggal didoa'in saja…). Sambil menahan sakit, aku lakukan pemeriksaan tanda vital, pengecekan kelistrikan jantung, refleks cahaya pada mata, tentu saja dibantu perawat-perawat, dan sudah hilang semua tanda-tanda kehidupan itu, dan sudah tidak bisa direcovery dengan resusitasi/bantu jantung dan paru karena sudah terlalu lama. Aku lakukan juga investigasi penyebab kematian bapak tersebut, ternyata dugaan terbesar adalah serangan jantung dengan ciri-ciri nyeri dada, keringat dingin, kepala pusing, dan herannya sebenarnya adiknya tsb mengerti kalau mas-nya itu kena masuk angin yg parah yaitu angin duduk. Nah istilah angin duduk itu aku luruskan adalah serangan jantung akibat gangguan pada pembuluh darah koroner yang mensuplai darah ke jantung… 😦 jelas saja terlambat kalau ga segera di bawa ke UGD karena akan cepat juga menyebabkan kematian batang otak yg tidak bisa recover.
OK, setelah rampung segera aku duduk kembali karena baru ingat dengan kondisiku sendiri, sambil beri-beri instruksi dan menjelaskan ke adik pasien dan ke petugas perhubungan tentang kondisi pasien, prosedur pengurusan jenazah, dan persiapan ambulans untuk ke surabaya.
OK, 2 jam jenazah diobservasi di UGD, nah, aku yang sudah ga tahan harus duduk terus, dan kalau mau batalkan puasa, tanggung banget, tinggal kurang lebih 1 jam lagi, ya udah aku ambil posisi yg nyaman, sambil duduk diam di kursi dokter, bernapas relaks, tapi karena dehidrasi dan konsentrasi lagi butuh tinggi, ya malah makin parah, udah hampir pingsan, pasti tensi ngedrop nih, aku pikir, trus bilang ke perawat, aku harus istirahat sebentar, lalu aku berbaring aja di salah satu bed di UGD, ya, tepat di sebelah jenazah pasien itu…dan minta ditensi, benar aja, tensiku drop: 90/60 mm air raksa, selama ini seingatku belum pernah saat periksa tensi dapat angka segitu, OK-lah aku mencoba bertahan, kira-kira tinggal 1/2 jam lagi berbuka, loh malah makin deras keringat dinginnya dan pandangan mulai gelap… 😦
Ya, udah, terpaksa aku masukkan doping, minta tolong ke perawat memberi suntikan anti mual ke pembuluh darah vena di pergelangan tangan kananku, sekaligus aku minta memanggil petugas laboratorium untuk cek kadar gula darahku. Ternyata gula darahku masih normal, 110mg% dalam keadaan puasa. Berarti memang benar karena hipotensi saja dan dehidrasi, aku ingat, cuma tadi pagi saja pipis…
Alhamdulillah, akhirnya azan maghrib terdengar, langsung minum 2 gelas teh manis dan order obat ke apotek dan segera aku telan tanpa air obat-obat itu. Dan untung pula, selama 1/2 jam menjelang berbuka, tidak ada pasien yg datang, lalu aku ikut sholat magrib dalam keadaan masih limbung dikit dan masih sangat terasa migrennya, habis sholat aku kembali duduk di ruang dokter. Migrennya belum reda dan masih mual, jelas, wong obat cuma lewat mulut, akhirnya aku minta tolng lagi perawat untuk menyuntikkan lewat pembuluh vena lenga
engga, cuma ngedrop aja kondisinya, dari pagi udah kerja, baru pulang jam 21, langsung ke kafe nagih traktiran, baru sampai rumah jam 1 dinihari lebih dikit 🙂
makasih Guh, kasus cardiac arrest kemungkinan penyempitan pembuluh darah koroner/aterosklerosis, usia pasien 47 tahun, seorang supir, untung (ini aja masih untung…) meninggalnya di tempat yg aman, coba klo pas lagi nyetir benar, bisa-bisa terjadi kecelakaan hebat…
amin
Waduh, pak dokter. Kok malah sakit. Istirahat, dok..
kok mpe mninggal? Sakit apa mas pasiene?
kok mpe mninggal? Sakit apa mas pasiene?
Wah, istirahat dulu lah…
kenapa,mas?
setelah operasi kah?
Hang on – stand strong, sudah kehendak Tuhan jk kita sdh berusaha semampunya
😦 be strong
Cepet pulih mas, kalau dokternya atit, yg ngobatin pasiennya njur sapah?
cepet sehat mas.. kasus apa?
lho… pak dokter nya jangan terkapar dong *cari kipas*
Waduh sampe ngetik pun salah..minta bantuan orang sekitar dok !
sempet sempete gawe kuik not….
waduh…. semoga sebelahnya gak ikutan bikin QN atau update status di FB.
o'ow pak dokternya nggak bales komen… ?
ada apakah??
wah masih terkapan ini?
wehhhh!!… sadar..sadarr…
wah, aku belum bisa tidur nih, habis pulang ditraktir makan di Cafe Roemah Oma, Jl. Melati Wetan No. 13Yogyakarta (http://www.kekotaku.com/id/hotel-yogyakarta/hotel-berbintang/roemah-oma), karena udah makan tadi di RS, ya cuma pesan yg ringan: strawberry punch dan sirloin steak 🙂
ceritanya begini, sekitar pukul 16.30, aku mendadak migren sebelah kanan saat on duty di emergency unit, aku sadar ini pasti akibat aku ga sahur dan kurang masukan cairan malam sebelumnya, trus mulai gliyeng/limbung, keringat dingin dan pengen muntah alias mual. Padahal pasien emergency tumben lagi banyak-banyaknya, bisa dibayangkan kan…akhirnya aku selesaikan saja periksa pasien secepatnya sambil memaksakan berwajah tetap ramah dan tersenyum, mungkin malah kelihatan meringis…bayangin ada pasien sesak napas pada saat itu seperti orang tenggelam, segera aku beri instruksi obat aja secepatnya, syukurlah ga lama langsung sembuh… trus diawal-awal aku mulai migren, ada pesan penjemputan pasien di jembatan timbang truk, ternyata itu pasien seorang supir truk dari surabaya, dan sudah meninggal dan adiknya yang menemani tidak tahu klo dia sudah meninggal, dan dia kira hanya masuk angin biasa, dan terus saja dikerokin, padahal petugas dinas perhubungan menduga itu supir sudah ga bernapas… 😦
Jelas saja, saat masuk UGD di RS-ku, perawat memberi kode ke aku klo pasien sudah lepas nyawanya alias death on arrival disingkat DoA (yah… tinggal didoa'in saja…). Sambil menahan sakit, aku lakukan pemeriksaan tanda vital, pengecekan kelistrikan jantung, refleks cahaya pada mata, tentu saja dibantu perawat-perawat, dan sudah hilang semua tanda-tanda kehidupan itu, dan sudah tidak bisa direcovery dengan resusitasi/bantu jantung dan paru karena sudah terlalu lama. Aku lakukan juga investigasi penyebab kematian bapak tersebut, ternyata dugaan terbesar adalah serangan jantung dengan ciri-ciri nyeri dada, keringat dingin, kepala pusing, dan herannya sebenarnya adiknya tsb mengerti kalau mas-nya itu kena masuk angin yg parah yaitu angin duduk. Nah istilah angin duduk itu aku luruskan adalah serangan jantung akibat gangguan pada pembuluh darah koroner yang mensuplai darah ke jantung… 😦 jelas saja terlambat kalau ga segera di bawa ke UGD karena akan cepat juga menyebabkan kematian batang otak yg tidak bisa recover.
OK, setelah rampung segera aku duduk kembali karena baru ingat dengan kondisiku sendiri, sambil beri-beri instruksi dan menjelaskan ke adik pasien dan ke petugas perhubungan tentang kondisi pasien, prosedur pengurusan jenazah, dan persiapan ambulans untuk ke surabaya.
OK, 2 jam jenazah diobservasi di UGD, nah, aku yang sudah ga tahan harus duduk terus, dan kalau mau batalkan puasa, tanggung banget, tinggal kurang lebih 1 jam lagi, ya udah aku ambil posisi yg nyaman, sambil duduk diam di kursi dokter, bernapas relaks, tapi karena dehidrasi dan konsentrasi lagi butuh tinggi, ya malah makin parah, udah hampir pingsan, pasti tensi ngedrop nih, aku pikir, trus bilang ke perawat, aku harus istirahat sebentar, lalu aku berbaring aja di salah satu bed di UGD, ya, tepat di sebelah jenazah pasien itu…dan minta ditensi, benar aja, tensiku drop: 90/60 mm air raksa, selama ini seingatku belum pernah saat periksa tensi dapat angka segitu, OK-lah aku mencoba bertahan, kira-kira tinggal 1/2 jam lagi berbuka, loh malah makin deras keringat dinginnya dan pandangan mulai gelap… 😦
Ya, udah, terpaksa aku masukkan doping, minta tolong ke perawat memberi suntikan anti mual ke pembuluh darah vena di pergelangan tangan kananku, sekaligus aku minta memanggil petugas laboratorium untuk cek kadar gula darahku. Ternyata gula darahku masih normal, 110mg% dalam keadaan puasa. Berarti memang benar karena hipotensi saja dan dehidrasi, aku ingat, cuma tadi pagi saja pipis…
Alhamdulillah, akhirnya azan maghrib terdengar, langsung minum 2 gelas teh manis dan order obat ke apotek dan segera aku telan tanpa air obat-obat itu. Dan untung pula, selama 1/2 jam menjelang berbuka, tidak ada pasien yg datang, lalu aku ikut sholat magrib dalam keadaan masih limbung dikit dan masih sangat terasa migrennya, habis sholat aku kembali duduk di ruang dokter. Migrennya belum reda dan masih mual, jelas, wong obat cuma lewat mulut, akhirnya aku minta tolng lagi perawat untuk menyuntikkan lewat pembuluh vena lenga
Masya Alloh..dokter yg canggih dah..hebring..semoga puasanya diterima,dan perjuangannya dicatat jd amal sholeh..amin
ini gak membatalkan puasa Dok ?
aamiin.. 🙂
engga kok Mas, kecuali suntikannya berisi energi seperti glukosa atau vitamin.
thanks mas Wikan…
OK, udah sehat kok
ya sudah ajalnya :-), serangan jantung
iya, Mas, udah…
ya, biasa, kurang asupan…
engga, cuma ngedrop aja kondisinya, dari pagi udah kerja, baru pulang jam 21, langsung ke kafe nagih traktiran, baru sampai rumah jam 1 dinihari lebih dikit 🙂
udah strong lagi, srong passs…hehe
ok, Pak, thanks, ya klo ga ada back up ya begini, klo terpkasa benar baru call sejawat lain…
makasih Guh, kasus cardiac arrest kemungkinan penyempitan pembuluh darah koroner/aterosklerosis, usia pasien 47 tahun, seorang supir, untung (ini aja masih untung…) meninggalnya di tempat yg aman, coba klo pas lagi nyetir benar, bisa-bisa terjadi kecelakaan hebat…
hehe, thanks mba Annda sudah OK sekarang,,,
udah dibenarin, maklum ngetiknya sambil mual, migren, pandangan mulai kabur… 🙂
masih mending mba, luar biasa klo yg dibuat adalah sebuah jurnal, huahaha…
udah diupdate statusnya di DB (destinybook) Mas 🙂
iya, udah tepar benar waktu itu…
ya, begitulah 🙂
ga sampai benar-benar semamput kok… lucu klo sampai semamput 🙂
mungkin malaikat samber nyowo-nya ikut maen ke UGD Mas…hehe…
syafakaLLah om
Ya ampuuunnn… Dodo..
Lain kali jgn gitu ah Do.. jaga kesehatan ya son..
alhmdulillah, sudah sembuh kok, itu kondisi sesaat saja 🙂
ga papa Bunda… itu tiba-tiba aja, mendadak, pdhal sebelumnya baik-baik saja 🙂