Bukan untuk menyombongkan diri, tapi beginilah keadaanku sekarang, dan sebenarnya lebih banyak yang lebih parah dari aku. Hari ini dari kemarin saja, aku kerja sekitar 30 jam. Dan tidak sekali itu saja, setiap minggunya hampir selalu kena hal demikian, bukan lembur, tapi memang masih jam kerja. Padahal aku hanya memanfaatkan fasilitas 2 tempat kerja saja dari 3 tempat kerja yang diperbolehkan bagi seorang dokter. Pindah dari satu tempat kerja, ke tempat kerja yang lain.
Aku sih masih muda masih kuat, tetapi yang luar biasa ada temanku sekantor, udah kepala 4 lebih, masih kuat aja wara-wiri di tiga tempat praktik. Bahkan ada adik kelasku yang sampai melanggar sampai 5 tempat praktik. Ya, tapi itu, kalau seminar selalu ketiduran 😀
Kami sebenarnya tidak mau seperti itu tapi banyak hal yang menuntut para dokter seperti gila kerja. Karena kebutuhan material, karena kebutuhan permintaan pelayanan yang tidak bisa ditolak karena memang suatu tempat membutuhkan dokter, dan mungkin yang masih muda butuh kejar setoran buat biaya nikah, hehehe…
Aku sadar sebenarnya ini tidak “sehat”, dokter akan tidak waspada, contohnya seorang dokter bedah di tempatku, sudah 2 kali kecelakaan dengan mobilnya saat menyetir sendiri, karena kantuk yang luar biasa. Bahkan kecelakaannya yang paling parah membuat cacat wajah dan penglihatannya. Namun Allah masih memberikan kesempatan beliau untuk berbakti dan melayani. Sekarang beliau tidak pernah menyetir sendiri, pasti minta dijemput atau diantar dari rumahnya…
Seperti banyak hal yang ditulis tentang pandangan miring terhadap profesi dokter, sebenarnya banyak kisah-kisah heroik individual dokter yang tidak terekspos. Mulai dari kerasnya kondisi alam yang terpencil, bahaya dari berbagai kerusuhan etnis, sampai pada bahaya perang seperti yang dialami kakak kelasku waktu ikut jadi relawan di Kapal Mavi Marmara, kepunyaan Turki.
Aku sendiri juga berpengalaman dari berbagai keikutsertaan sebagai relawan bencana, jadi lumayan bisa merasakan kerasnya pengabdian profesi dokter. Kami berharap saja semua pihak memandang secara berimbang tentang profesi ini karena banyak hal yang melatarbelakangi mengapa terjadi hal-hal yang sebenarnya tidak seharusnya terjadi.
Seandainya penghasilan dokter itu layak, maka dokter-dokter dari instansi pemerintah tidak perlu mangkir dalam jam kerjanya dan nyambi di banyak tempat. Seandainya harga obat itu murah, maka dokter tidak akan banyak yang terjerumus dalam kolusi dengan pabrikan farmasi. Seandainya pendidikan dokter itu terjangkau maka akan lebih banyak melahirkan dokter yang tidak matre. Seandainya masyarakat bisa berpikir jernih, maka dokter-dokter tidak akan terbeban dengan stigma-stigma tertentu.
Sekedar curhat saja… 🙂
subhanaLLah…dokter mah harus siap sedia kapanpun…
ada juga profesi yg lebih dari 24 jam…yaitu manjadi IBU…^___^
Hehehehe…Pembokat juga lama lho jam kerjanya..gak kalah dengan ibu-ibu rumah tangga.
Aku ingin sampai tua nanti tetap kuat, makanya gak terlalu ngoyo dalam menghadapi hidup.
pernah, 3 hari 3 malam gak tidur sama sekali ngerjain project, tapi itu saat umur 28 tahun… setelah itu berangsur2 ga bisa lagi hoho… sekarang aja sehari gak tidur ya gak mungkin banget hahahahaa
Enggak pernah mas 🙂
enggak pernah n jangan sampe he3
itulah risiko kerja ini, mba Ulict, untung aku ga buka praktik di rumah, klo engga, wah, pasti diganggu terus 24 jam. Salah satu dosenku dulu juga bilang, klo mau privasi tetap terjaga dan bisa tetap istirahat jangan praktik pribadi di rumah sendiri….
ibu-ibu dan pembantu bedalah, yang dihadapi kan orang yang sama dan satu karakter, kalau kerja dibidang pelayanan, harus ngopeni banyak kepala, dan sering aneh-aneh 😀
ya, aku ga ngoyo sih, karena kami memang sudah dilatih untuk itu sejak pendidikan dulu, justru klo banyak nganggurnya, badan jadi ga enak dan pikiran buntet :-b
Ga apa2 selagi muda,apalagi umurnya dpt korting 6 thn kan mas dokter?:-))
Apa pun alasannya, saya kira kita harus perhatikan kemampuan tubuh kita.
lho bukannya dokter bedah emang sering kerja maraton, bukan karena kejar setoran lho, tapi emang kerjaan yang menuntut gitu karena berurusan sama nyawa manusia. ga bisa kan lagi bedah terus … ah, tinggal dulu ngopi dulu .. tar bisa2 pasiennya keburu koit
hehe, gila…
enak ya Pak… 🙂
jangan cari istri dokter deh, dijamin nanti ga diopeni, haha…
nah, itu dia mba, bertemu pasien itu hiburan tersendiri buatku 🙂
hehe, klo sudah ada “alarm” pasti saya istirahat Pak dan ga mau diganggu gugat…
iya, maka aku ga pengen jadi dokter yang jam kerjanya kacau balau seperti dokter bedah dan dokter-dokter lain yang sangat tergantung dengan panggilan dadakan untuk operasi, uang boleh banyak, tapi harus banyak yang dikorbankan…
eh, jangan salah mas, ada loh yang bisa sambil nonton bola, ngopi, ngerokok, dengerin dangdut, dan ditinggal tidur sebentar… makanya sekali-kali ikut ke kamar operasi deh…yang penting obat biusnya diperpanjang, hehehe…
wah saya cukup sadar diri Mas, ga kepikiran punya istri dokter he3
ya, klo ga anak dokter juga gpp, hehe…
*sigh… that's why aku nggak mau jadi dokterr.. hihiii 😀
soalnya yang keukeuh meminta aku jadi dokter, sampe sekarang usia di atas 50 ajah susah untuk nyari liburnyaa.. huhuuuuu…
makasih ya pak dokter untuk sharingnyaaa… *nyiapin cincau untuk dianter ke jogja buat dokter yang lagi jaga ;p
btw itu judulnya ga salah mas? Kok pernahkan…he3
maksud saya, bedah jantung
setuju banget sama alinea terakhir ,..hiks
Alhamdulillah bekerja sebagai orang yang kerjanya cuap-cuap mencerdaskan anak bangsa..haha
engga salah, hehe, kan aku mau cari teman yang juga kerja lebih dari 24 jam…
hehe, lain klo yang itu…
sabar ya mba Aggie, pa kabar? cerita-cerita tentang pasienmu dong…
masih mending jadi fotografer ya mba? hahaha…
iya, aku bersyukur aja, masih bisa kerja, dan mencerdaskan masyarakat…
rekorku kerja 3 hari 2 malam, ga tidur sama sekali. tp abis itu balas dendam tidur seharian 😀
lebih edan, haha…
pernah dulu, umur <30, sekarang udah 35 tinggal ngerasain akibatnya...
nggarahnya ke jantung. sekarang baru nyadar hidup normal itu wajib :))
hehe… ga enak tho…
rekor M 16 jam..dari jam 8 pagi sampe jam 12 malem, jaga warnet,,
aku pernah kerja jadi CS rental VCD, kerja 7 jam dibayar cuma 7-9 ribu per shift-nya… 😦
klo kerja sih aku aslinya ga beraturan, secara jadwal memang sering tentatif…kadang bisa libur 2 hari, kadang bisa kerja 2 hari hampir full…
nggak pernah, baru 18 jam full udah langsung tepar,,
subhanaLLah,, semoga semakin bnyak dokter yg tulus mengabdi seperti ini ^^b hidup dokter!
amiin… 🙂
mas.. mas..
guestbook nya ga ada nih, hehe..
hehe, sengaja dihidden, harusnya yang jago desain MP, bisa dong nemuin GB-nya :-b