Parah benar wajah endonesa sekarang ya, maksudnya manusia-manusianya itu loh, terutama mereka yang amat bernafsu dengan jabatan. Walaupun aku juga orang endonesa tapi kok ya miris ya, apalagi lihat berita pagi ini di salah satu TV tentang dampak kekalahan pilkada. Seorang calon bupati yang kalah njago, jadi setengah edan. Dia udah ngeluarin duit 2 milyar lebih, digugat cerai sama istrinya, walaaahh…apa jadinya kalo dia jadi berkuasa ya? sepertinya memang sudah tabi’at manusia haus akan kekuasaan, haus akan prestise jabatan. Tidak sadar bahwa itu adalah hanyalah sebuah titipan bahkan sebuah amanah atau kepercayaan yang amat berat untuk melayani masyarakat, bukan agar dilayani.
Punya pengalaman juga ketemu pasien kayak gini, cuma skalanya lebih kecil, seorang mantan kepala desa yang anaknya ikut njago jadi kepala desa juga. Si bapak sampai masuk ke rumahsakitku karena serangan stroke saat pulang coblosan. Untung saja anaknya menang kalo engga??! mungkin udah bablas nyawanya ke akherat, innalillahi…
Jadi, mungkin wajar kali ya, kalo calon pejabat kelas teri saja bisa begitu, apalagi bila calon pejabat kelas kakap kalah njago, bila tidak mempunyai sikap mental yang baik, pasti bakal jadi gila dan kepalanya bisa meledak seketika…
Aku yakin endonesa ini tidak akan pernah beres kalo setiap orang yang njago jadi pemimpin hanya semata-mata untuk prestise, kehormatan (seperti yang dikatakan oleh salah satu pelawak yang sekarang jadi politisi senayan dan ikut njago pilkada juga). Siapa yang ga bangga kalo jadi pemimpin? ya Allah, untuk apa bangga ya, kalo cuma nanti untuk kepentingan perut dan keluarga sendiri??!
Aku yakin endonesa ini punya harapan besar untuk memperbaiki dirinya, memperbaiki manusia-manusianya. Apalagi dalam suasana menuju pemilu 2009 sembilan ini, mestinya kita bisa berpikir cerdas dan tidak semata-mata menentukan pilihan asal emosi semata, apalagi menjadi golput, sperti orang yang putus asa dan sudah apatis menjadi bangsa endonesa.
Smoga endonesa makin baik ya…
————————————————–
Pic dari sini
Aku pernah ngebahas itu kok..hehehehe..
Anyway tanggal 16 Agustus-31 Oktober insyaallah aku ada di Semarang
liat di tvone yaa..
iyya tuh prihatin banget, buat bupati aja ngabisin dana 2 milyar lebih, lah klo jd presiden??
oo, udah ya, hehehe, ya gpp lah siaran ulang…ke Semarang, aku kan di Jogja mas… 🙂 mampirlah ke Jogja… 🙂
2 milyar sih belum seberapa, ada yg 60 milayar kok, bahkan calon yang narsis itu dengan semboyan “hidup adalah perbuatan” (untuk korupsi) malah habis 300 milayar lebih untuk meniklankann dirinya….
miris…. 😦
mbok wis lah paakk..pak….
urip ki sing sak dermo wae…
duuhhh ada2 aja ya… miris
kalo gue,
“aku yakin indonesia ini tidak akan pernah beres”
ngga pake kalo
dunia sudah kebalik
jadi pemimpin itu harusnya merasa berat karena mengemban amanah, dan jika amanah disalah gunakan akan sangat berat pertanggungjawabannya nanti di akherat, bukannya malah bersenang-senang, hura-hura, dan syukuran gede2an tatkala sudah terpilih. Sayangnya, tren sekarang justru seperti itu
Jadi frustasi, stress, bahkan gila tatkala gagal lebih karena ekpektasi yang berlebihan akan kemenangan berhadapan dengan kenyataan sebaliknya, juga karena menanggung hutang ke konstituen yang sudah menyumbang dana pemilu.
Oalah, wes do keblinger kabeh. yang haus kekuasaanlah, yang korupsi berjamaah-lah, yang saling suap lah. Kapan negara ini bisa bener para pemimpinnya
ga bisa komen cuman bisa mirisss 😦
dasar orang2 aneh… mereka sebenernya bukan berlomba2 untuk jadi pemimpin… tapi jadi koruptor…….. karena kalau mereka tau beban apa yang harus ditanggung seorang pemimpin… yang ada malah menolak… dan kalau ditunjuk malah sedih karena berat bo tanggung jawabnya………….
pak tuaaaa…sudahlah… 🙂
iya…ada-ada aja setiap harinya…
kalo ini mah bertentangan dengan hukum alam, setiap periode kehidupan itu pasti ada perputarannya kok, lihat aja sejarah ya…yang penting kita jangan ikut2an menjadi masa bodo dan apatis, klo engga, ya jelas makin ga bereslah endonesa ini… 🙂
iya, mas, makanya yang baik-baik juga harusnya bersama-sama juga membuat negara ini menjadi baik, kita perlu mendukung orang-orang yang sudah terbukti baik, tidak hanya sekedar ucapan 🙂
ikut 😦 mba uci
iya, Rel… 🙂
wis ra komentar dowo, ndak malah pidato mengkonek koment dowo
hehehe…. iki wis dowo lo mba… 🙂
semua nya berubah, semua nya dinamis..
bangsa kita pun pasti akan berubah..
jauh menjadi lebih buruk lagi
hingga akhirnya baru sembuh..
ketika jabatan menjadi tujuan hidup….
hmmm … Minggu besok Pilkada nih, walikota Bandung … moga2 gak ada yg terus jadi edan …
iya, ada dua, sembuhnya caranya ada dua: pertama diobati oleh komunitas “orang-orang baik” ato sembuh sendiri alias ancur… 🙂
gpp sih asal benar aja niatnya untuk apa jabatan itu 🙂
😀 iya ya pak…
apa bener orang2 andonessy ini masih waras???
mungkin ada beberapa yang waras, tapi ditengah orang gila dan kegilaan yang dibudayakan, pan yang waras keliatan gila mas
itulah dinegara kita ini ga pernah diajarkan cara menerima kekalahan
ah… harga demokrasi. Malah banyak yang demo crazy ya…
waduh serem banget yaa…
padahal jabatan khan amanah untuk jadi pelayan ummat, kok malah sampai jadi gendheng kalau gak dapat…
selamat heppi berstdeeii Dok…. 🙂
iya, paraaah…
seperti reformasi ya, malah jadi repotnasi
iya, mas. soale dipikir bisa buat ngobyek kali…
aku ulang taun ya mas? 🙂
Oh iya, selamat ultah yaa Mas…
🙂 trimakasih mas…
Itu calon bupati Ponorogo yang gagal ya? Iya, dia jadi gila.
Eh, iya,aku kolaborasi dengan Teguh dalam menulis cerita. Beli bukunya dong hihihi. Thanks telah add